*)Oleh: Masroin Assafani
Wakil Ketua PDM Lamongan
Menegakkan ibadah harus berisi ketulusan, menjalankan ibadah butuh kemurnian jiwa, sehingga semua kehidupan menjadi milik Allah SWT.
Semua gerak, semua aktifitas kehidupan semuanya adalah demi Lillah. Salatku, usahaku, ibadahku, matiku hanya untuk Tuhanku yang merawat alam semesta.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قُلْ اِنَّ صَلَا تِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَا تِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ
“Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,”
(QS. Al-An’am 6: Ayat 162)
Kandungan Ayat
1. Pernyataan
Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya;
a. Salatku
b. Ibadahku
c. Hidupku, dan
d. Matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,”
Ibrah
1. Sebuah pemantapan dan pematangan jiwa di dalam pengakuan segala hidup hanya tercurah kepada Allah.
2. Sebuah ketauhidan yang murni, pengabdian yang tulus, penyerahan yang melekat terpatri dalam penghambaan yang sejati.
Catatan
1. Siapapun yang jiwanya terpatri kepada Tuhannya, maka dia akan menyisihkan segala persembahan selain Allah SWT.
2. Itsbat (penguatan) diri di dalam mentauhidkan Allah menepis jauh semua persekutuan, maka tampaklah Tuhan itu Satu.
3. Maka semuanya menjadi menyatu dan dirinya tunduk kepada Tuhannya.
Hikmah
Tauhid akan membuahkan ibadah yang kuat, ibadah yang kuat akan menghasilkan ketundukan yang istikamah.
DO’A
رَبِّ قَدْ ءَاتَيْتَنِى مِنَ ٱلْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِى مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ ۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِى مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّٰلِحِينَ
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh. QS. Yusuf 101. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News
