Hari pertama di Yogyakarta, Selasa (18/2/2025) terasa penuh berkah bagi saya, Furqan Mawardi dan Ustaz Aswandi yang berkesempatan mengikuti Pelatihan Instruktur Muballigh Nasional Muhammadiyah. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kami mewakili Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Barat.
Setelah menempuh perjalanan panjang selama 12 jam dari Mamuju dengan mobil, kami tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Dari sana, kami melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta dengan penerbangan Lion Air. Alhamdulillah, kami mendarat dengan selamat.
Sesampainya di lokasi pelatihan di Tabligh Institute, Asihan, Bantul, Yogyakarta, kami tiba tepat waktu untuk menunaikan salat zuhur. Panitia menyambut kami dengan hangat dan menyajikan makan siang yang memuaskan, yang sangat kami nikmati setelah perjalanan panjang.
Pelatihan dimulai tepat pukul 13.00. Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH Saad Ibrahim, menyampaikan pesan yang sangat dalam. Beliau memaparkan topik mengenai sunnatullah, dienullah, serta hidayah dan dampaknya dalam kehidupan. Penjelasannya yang kadang diselingi humor membuat suasana pelatihan menjadi lebih hidup dan tidak membosankan.
Beliau juga memberikan pesan yang sangat mendalam: “Jangan membesarkan diri dengan Muhammadiyah, namun besarkanlah Muhammadiyah dengan diri kita.”
Sesi berikutnya diisi oleh Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, yang membahas “Strategi Dakwah Muhammadiyah dan Implementasi Risalah Islam Berkemajuan dalam Ranah Tabligh.” Pembahasan beliau sangat mendalam dan mudah dipahami, mengupas risalah Islam dari pendekatan historis, filosofis, dan teologis. Terlebih saat beliau menjelaskan tahapan dakwah Rasulullah, terutama dalam menghadapi masyarakat jahiliyah.
Al-Qur’an, menurut beliau, memberikan peta dakwah yang sangat jelas untuk para mubaligh. Saya merasa tercerahkan oleh penjelasan beliau yang luar biasa.
Setelah makan malam, kami melanjutkan sesi kedua bersama Ustadz Dr. Muhammad Damami Zein. Di usia 76 tahun, semangat beliau dalam menyampaikan dakwah sangat luar biasa. Beliau memaparkan materi tentang spirit dakwah Muhammadiyah dengan cara yang sangat hidup, seolah-olah beliau menyalakan api semangat dalam diri setiap peserta.
Dengan pengetahuan mendalam, beliau menjelaskan konsep bayani, burhani, dan irfani dalam dakwah serta cara untuk menyebarkan semangat dakwah Muhammadiyah. Selama satu setengah jam, beliau berhasil menyuntikkan energi yang sangat besar kepada kami semua.
Yang lebih mengagumkan adalah kesederhanaan dan kerendahan hati beliau. Saat pertama kali bertemu, beliau menyapa kami dengan ramah, tanpa menunjukan bahwa beliau adalah pemateri. Baru saat materi dimulai, saya tahu bahwa beliau adalah salah satu pemateri utama. Beliau menyapa setiap peserta dengan hangat, seolah tidak ada jarak di antara kami.
Acara malam itu selesai sekitar pukul 22.00, meskipun masih banyak peserta yang ingin bertanya. Sebelum kembali ke kamar masing-masing, instruktur mengadakan Pre Test dan pengenalan singkat antar peserta serta pemilihan ketua kelas. Dalam pemilihan yang cepat, terpilihlah Ustadz Sudi R. Ibnu Sholeh dari Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah sebagai ketua kelas, didampingi oleh Ustadz Munir, perwakilan Majelis Tabligh PWM Sulawesi Selatan sebagai wakil ketua.
Hari pertama ini sungguh mengesankan, tidak hanya dari sisi ilmu yang disampaikan, tetapi juga semangat dan keberkahan yang kami rasakan. Saya merasa sangat terinspirasi oleh setiap materi yang disampaikan dan oleh sosok-sosok luar biasa yang hadir di sini.
Hari ini hanyalah awal dari rangkaian pelatihan yang akan berlangsung hingga 22 Februari 2025. Saya yakin setiap hari akan semakin memperkaya pengetahuan dan semangat saya dalam mengemban risalah dakwah. Semoga saya dapat mengamalkan ilmu yang diperoleh di sini dan membagikan kebaikan kepada umat, sesuai dengan pesan Kyai Saad Ibrahim: “Jangan membesarkan diri dengan Muhammadiyah, namun besarkanlah Muhammadiyah dengan diri kita.”
Demikian kisah hari pertama di Pelatihan Instruktur Muballigh Nasional Muhammadiyah, sebuah perjalanan yang luar biasa penuh inspirasi dan pelajaran yang mendalam. (*)
*)Furqan Mawardi
Muballigh Akar Rumput , Utusan Majelis Tabligh PWM Sulawesi Barat
Ini pembelajaran yang sangat berharga, bekal yang tidak mungkin didapat bangku kuliah atau kajian-kajian harian