Hidup Bukan Lomba

Hidup Bukan Lomba
*) Oleh :  M. Mahmud 
Ketua PRM Kandangsemangkon Paciran Lamongan
www.majelistabligh.id -

Hidup bukan lomba, mengandung kekuatan yang dalam sebuah pengingat bahwa kita tidak perlu terus-menerus membandingkan diri, mengejar validasi eksternal, atau merasa tertinggal hanya karena ritme hidup orang lain berbeda.

Hidup adalah perjalanan menuju keutuhan diri, bukan perlombaan menuju standar buatan manusia.

Prinsip Hidup yang Bukan Lomba
1. Fitrah sebagai kompas, bukan stopwatch. Setiap anak, guru, dan insan punya jalur tumbuhnya sendiri.
2. Ridho Allah sebagai tujuan, bukan tepuk tangan dunia.
3. Kolaborasi, bukan kompetisi. Kita tumbuh bersama, bukan saling mengalahkan.
4. Refleksi, bukan perbandingan. Fokus pada pertumbuhan batin, bukan pencapaian luar.

1. “Fitrah sebagai kompas” bukan sekadar metafora ia adalah prinsip hidup yang mengarahkan kita kembali ke asal, ke jati diri yang Allah titipkan sejak awal. Kompas tidak memaksa arah, ia hanya menunjukkan mana yang benar. Begitu pula fitrah: ia membimbing, bukan menekan.

Fitrah adalah cahaya ilahi dalam diri, yang mengenali kebenaran dan ridho Allah. Ia mengarahkan kita bukan ke pencapaian duniawi, tapi ke keikhlasan dan keutuhan jiwa.

2. “Ridha Allah sebagai tujuan” maka ridho Allah adalah utara sejatinya. Ia bukan sekadar harapan akhir, tapi cahaya yang menerangi setiap langkah.

Tujuan hidup bukan sukses duniawi, tapi diterima oleh-Nya. Ridho Allah bukan hasil, tapi proses yang penuh keikhlasan dan kesabaran. Ia membebaskan dari tekanan ekspektasi manusia, dan mengarahkan pada makna sejati.

3. Hidup itu kolaborasi bukan dominasi, bukan kompetisi, tapi saling menguatkan dalam keberagaman peran dan jalan. Kalimat ini sangat selaras dengan prinsip fitrah, ridho Allah.

Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa “agar saling mengenal” (QS. Al-Hujurat: 13), bukan saling mengalahkan. Kolaborasi adalah bentuk syukur atas keberagaman potensi dan jalan hidup. Dalam ibadah pun, kita diajarkan berjamaah karena kekuatan ruhani tumbuh dalam kebersamaan.

4. Refleksi, bukan perbandingan sebuah prinsip yang membebaskan jiwa dari belenggu kompetisi dan membuka ruang untuk pertumbuhan yang jujur dan bermakna. Dalam dunia yang sering mengukur nilai diri lewat pencapaian orang lain, refleksi adalah bentuk keberanian untuk menengok ke dalam dan bertanya: “Apakah aku sedang berjalan menuju ridho-Nya?”

Perbandingan melahirkan iri, refleksi melahirkan syukur. Refleksi adalah dialog batin dengan Allah, bukan debat batin dengan dunia. Ia mengajak kita mengenali niat, bukan sekadar hasil.

Hidup Bukan Perlombaan Duniawi, Al-Qur’an mengingatkan bahwa kehidupan dunia seringkali menipu dengan gemerlapnya:

QS. Al-Hadid: 20
اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya.

Ayat ini menegaskan bahwa jika hidup dijadikan ajang lomba harta, status, atau popularitas, maka kita telah terjebak dalam permainan yang melalaikan. Hidup bukan tentang siapa yang lebih cepat kaya atau lebih terkenal, tapi tentang siapa yang paling jujur dalam menjalani amanahnya.

Hidup Adalah Perlombaan dalam Kebaikan
Sebaliknya, Al-Qur’an mendorong kita untuk berlomba dalam hal yang bernilai abadi:

QS. Al-Baqoroh: 148
وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

QS. Al-Mulk: 2
ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
Yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.

Di sini, hidup bukan tentang menjadi terbaik menurut manusia, tapi menjadi terbaik menurut Allah dalam amal, niat, dan keikhlasan. Perlombaan ini tidak saling menjatuhkan, tapi saling menguatkan.

Hidup Bukan Lomba, Tapi Amanah
Kita tidak sedang bersaing dengan orang lain, tapi dengan diri kita sendiri.
Setiap hari adalah kesempatan untuk memperbaiki niat, memperhalus amal, dan mendekatkan diri kepada ridho Allah.
Hidup bukan tentang kecepatan, tapi tentang arah. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Search