Hidup Mulia atau Mati Syahid

Hidup Mulia atau Mati Syahid
*) Oleh : Muhammad Nashihudin, MSi
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
www.majelistabligh.id -

Karena itulah maka dalam firman selanjutnya disebutkan:

{فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ}

Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa. (Ali Imran: 174)

Yakni ketika mereka bertawakal kepada Allah, maka Allah memberikan kecukupan kepada mereka dari semua masalah yang menyusahkan mereka dan menolak dari mereka rencana orang-orang yang hendak berbuat makar terhadap mereka. Akhirnya mereka kembali ke tempat tinggalnya: dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa. (Ali Imran: 174)

Yaitu bencana yang telah direncanakan oleh musuh-musuh mereka terhadap diri mereka.

{وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ}

mereka mengikuti keridaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Ali Imran: 174)

Imam Baihaqi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Al-Hafiz, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Daud Az-Zahid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Na’im, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnul Hakam, telah menceritakan kepada kami Mubasysyir ibnu Abdullah ibnu Razin, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Husain, dari Ya’la ibnu Muslim, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).: Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah. (Ali Imran: 174) Yang dimaksud dengan nikmat ialah mereka kembali dengan selamat. Yang dimaksud dengan karunia ialah ada serombongan kafilah yang lewat pada hari-hari musim, maka Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) membelinya (dan menjualnya kembali di Madinah) hingga mendapat keuntungan yang cukup banyak, lalu beliau membagi-bagikannya di antara sahabat-sahabatnya.

Ibnu Abu Nujaih meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan firman-Nya: (Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Karena itu, takutlah kepada mereka.” (Ali Imran: 173) Yang dimaksud adalah Abu Sufyan. ia mengatakan kepada Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam)., “Kalian kami tunggu di Badar tempat kalian telah membunuh teman-teman kami.” Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) berkata, “Baiklah.” Maka berangkatlah Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) memenuhi janji Abu Sufyan, hingga turun istirahat di Badar. (*)

Tinggalkan Balasan

Search