Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad sendiri. Tetapi telah diriwayatkan pula oleh Ibnu Juraij, dari Abu Kuraib yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Sulaiman dan Ubaidah, dari Muhammad ibnu Ishaq dengan lafaz yang sama. Sanadnya dinilai jayyid.
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa seakan-akan para syuhada itu terdiri atas berbagai macam. Di antara mereka ada yang arwahnya terbang dengan bebas di seantero surga, ada pula yang tinggal di tepi sungai yang ada di pintu surga.
Akan tetapi, dapat diinterpretasikan bahwa perjalanan mereka berakhir di sungai ini, lalu mereka berkumpul di tempat tersebut dan menyantap rezeki mereka di tempat itu, setelah itu mereka berangkat lagi.
Telah diriwayatkan kepada kami di dalam kitab Musnad Imam Ahmad sebuah hadis yang isinya mengatakan berita gembira bagi setiap mukmin, bahwa rohnya berada di dalam surga dan terbang dengan bebas di dalam surga, memakan buah-buahan, dan melihat-lihat keindahan yang ada di dalamnya yang hijau segar. juga kegembiraan yang meliputi suasananya, serta menyaksikan kemuliaan yang telah disediakan oleh Allah (Subhanahu wa Ta’ala) buat dirinya. Sanad hadis ini sahih, jarang ada, lagi mengandung hal yang besar. Di dalam sanadnya terdapat tiga orang Imam dari empat orang Imam yang menjadi panutan. Karena sesungguhnya Imam Ahmad meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Idris Asy-Syafii rahimahullah, dari Malik ibnu Anas Al-Asbahi rahimahullah, dari Az-Zuhri Abdur Rahman ibnu Ka’b ibnu Malik, dari ayahnya r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah bersabda:
«نَسَمَةُ الْمُؤْمِنِ طَائِرٌ يَعْلُقُ فِي شَجِرِ الْجَنَّةِ حَتَّى يُرْجِعَهُ اللَّهُ إِلَى جَسَدِهِ يَوْمَ يَبْعَثُهُ»
Jiwa orang mukmin merupakan burung yang bergantungan di pepohonan surga sebelum Allah mengembalikannya ke jasadnya pada hari Allah membangkitkannya.
Sabda Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) yang mengatakan, “Yu’alliqu,” artinya bergantungan. Makna yang dimaksud ialah memakan buah-buahan surga. Dari hadis ini disimpulkan bahwa roh orang mukmin itu dalam bentuk burung di dalam surga.
Adapun mengenai arwah para syuhada, seperti yang disebut di atas, berada di dalam perut burung hijau. Perihalnya sama dengan bintang-bintang bila dibandingkan dengan arwah orang mukmin secara umum, karena sesungguhnya arwah orang mukmin terbang dengan sendirinya. Kami memohon kepada Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pemberi anugerah, semoga Dia mematikan kami dalam keadaan beriman.
Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:
فَرِحِينَ بِما آتاهُمُ اللَّهُ
Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka. (Ali Imran: 170), hingga akhir ayat.
Dengan kata lain, orang-orang yang mati syahid di jalan Allah itu hidup di sisi Tuhan mereka, sedangkan mereka dalam keadaan gembira karena kenikmatan dan kebahagiaan yang mereka peroleh. Mereka merasa gembira dan amat bangga kepada saudara-saudara mereka yang masih tetap berperang di jalan Allah sesudah mereka; mereka telah mendahuluinya, dan bahwa mereka yang belum sampai tidak usah takut dalam menghadapi apa yang ada di depan mereka dan tidak usah bersedih hati atas apa yang mereka tinggalkan di belakang mereka nanti. Kami memohon surga kepada Allah.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: dan mereka bergirang hati. (Ali Imran: 170) Artinya, mereka merasa bahagia bila ada di antara saudara-saudara —mereka yang berjihad menyusul mereka, agar ia ikut merasakan pahala yang dianugerahkan oleh Allah (Subhanahu wa Ta’ala) kepada mereka.
As-Saddi mengatakan bahwa disampaikan kepada orang yang telah mati syahid sebuah kitab yang di dalamnya bertuliskan ‘akan datang kepadamu si Fulan pada hari anu dan hari anu, dan akan datang kepadamu (menyusulmu) si Fulan pada hari anu dan hari anu’. Maka ia merasa gembira dengan berita tersebut sebagaimana penduduk dunia yang gembira bila bersua dengan orang yang telah lama berpisah darinya.
Sa’id ibnu Jubair berkata bahwa ketika para syuhada masuk ke dalam surga dan melihat semua yang ada di dalamnya berupa penghormatan yang diperoleh para syuhada, mereka berkata, “Aduhai, seandainya saudara-saudara kita yang berada di dunia mengetahui apa yang kita ketahui sekarang berupa penghormatan yang kita peroleh, niscaya apabila mereka menghadapi peperangan di jalan Allah, mereka langsung menghadapinya dengan mengorbankan diri mereka hingga mati syahid, lalu mereka segera memperoleh kebaikan seperti yang kita peroleh sekarang.”
Kemudian Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) diberi tahu perihal mereka dan kehormatan yang mereka peroleh di sisi Tuhannya. Allah memberitahukan kepada para syuhada, “Aku telah menyampaikan kepada Nabi kalian dan telah Kuberitakan kepadanya keadaan kalian dan apa yang sedang kalian lakukan sekarang. Karena itu, mereka merasa gembira dengan berita tersebut.” Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya:
{وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ}
Dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka. (Ali Imran: 170), hingga akhir ay at.
Telah ditetapkan di dalam kitab Sahihain dari sahabat Anas sehubungan dengan kisah yang dialami oleh tujuh puluh orang sahabat yang dikirim ke Bi-r Ma’unah, mereka semua dari kalangan Ansar dan semua terbunuh dalam satu hari. Lalu Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) melakukan doa qunut untuk kebinasaan orang-orang yang telah membunuh mereka, dan beliau melaknat mereka. Sahabat Anas mengatakan bahwa sehubungan dengan mereka telah diturunkan ayat Al-Qur’an yang selama beberapa waktu kami baca sebelum dimansukh. Ayat tersebut berbunyi:
“أنْ بَلغُوا عَنّا قَوْمَنا أَنَّا لَقِينَا رَبَّنَا فَرَضِيَ عَنّا وأرْضَانا”
Sampaikanlah kepada kaum kami dari kami, bahwa sesungguh-nya kami telah menjumpai Tuhan kami, maka Dia rida kepada kami dan kami pun merasa puas dengan pahala-Nya.
