Hidup Mulia atau Mati Syahid

Hidup Mulia atau Mati Syahid
*) Oleh : Muhammad Nashihudin, MSi
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
www.majelistabligh.id -

Ibnu Hisyam meriwayatkan melalui Abu Ubaidah yang pernah mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda ketika disampaikan kepadanya berita yang mengatakan bahwa pasukan kaum musyrik kembali datang menyerang:

“وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ سُوِّمَتْ لَهُمْ حِجَارَةٌ لَوْ صُبِّحُوا بَها لَكَانُوا كَأَمْسِ الذَّاهِبِ”

Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya aku telah memberi tanda buat mereka pada sebuah batu. Seandainya mereka pada pagi harinya berada di situ, niscaya keadaan mereka seperti kemarin yang telah lalu.

قَالَ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ [فِي قَوْلِهِ] {الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ} إِنَّ أَبَا سفيِان وَأَصْحَابَهُ أَصَابُوا مِنَ الْمُسْلِمِينَ مَا أَصَابُوا وَرَجَعُوا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إنَّ أبَا سُفْيَانَ قَدْ رَجَعَ وَقَدْ قَذَفَ اللهُ فِي قَلْبِهِ [الرُّعْبَ] فَمَنْ يَنْتَدبُ فِي طَلَبِهِ؟ ” فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَبُو بَكْرٍ وعُمَر، وَعُثْمَانُ، وَعَلِيٌّ، وَنَاسٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَاتَّبَعُوهُمْ، فَبَلَغَ أَبَا سُفْيَانَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَطْلُبُهُ فَلَقِيَ عِيرًا مِنَ التُّجَّارِ فَقَالَ: ردُّوا مُحَمَّدًا وَلَكَمْ مِنَ الجُعْل كَذَا وَكَذَا، وأخْبروهم أَنِّي قَدْ جَمَعْتُ لَهُمْ جُمُوعًا، وَأَنَّنِي رَاجِعٌ إِلَيْهِمْ. فَجَاءَ التُّجَّارُ فَأَخْبَرُوا بِذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ} فَأَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ الْآيَةَ.

Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: (Yaitu) orang-orang yang menaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). (Ali Imran: 172) Bahwa Abu Sufyan dan teman-temannya berhasil memperoleh kemenangan atas pasukan kaum muslim, lalu mereka kembali. Maka Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda: Sesungguhnya Abu Sufyan kembali (ke Mekah), sedangkan Allah telah menanamkan rasa takut di dalam hatinya. Maka siapakah yang mau ikut mengejarnya? Ternyata yang mau melakukannya adalah Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) sendiri, Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, dan sejumlah sahabat Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam).; lalu mereka berangkat mengejar Abu Sufyan dan pasukannya. Ketika sampai berita kepada Abu Sufyan bahwa Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) sedang mengejarnya dan ia bersua dengan suatu iringan kafilah pedagang, maka ia berkata (kepada mereka), “Kembalikanlah Muhammad, nanti kalian akan kuberi persen sekian, dan sampaikanlah kepadanya bahwa aku telah menghimpun sejumlah besar pasukan, dan aku akan kembali memerangi mereka.” Ketika rombongan pedagang itu datang dan menyampaikan berita tersebut kepada Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam)., maka Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah sebaik-baik Pelindung. Lalu Allah (Subhanahu wa Ta’ala) menurunkan ayat ini.

Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah dan Qatadah serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang, semuanya mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan peristiwa Hamra-ul Asad.

Menurut pendapat lain, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Perang Badar yang dijanjikan, tetapi pendapat yang benar adalah pendapat pertama.
Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

الَّذِينَ قالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزادَهُمْ إِيماناً

(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Karena itu, takutlah kalian kepada mereka.” Maka perkataan itu menambah keimanan mereka. (Ali Imran: 173), hingga akhir ayat.

Yakni mereka yang diperingatkan oleh orang-orang bahwa ada pasukan besar yang akan menyerang mereka, dan ditakut-takuti akan kedatangan musuh yang banyak jumlah pasukannya. Akan tetapi, mereka tidak menghiraukan berita tersebut, bahkan mereka bertawakal kepada Allah serta meminta pertolongan kepada-Nya.

{وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ}

dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (Ali Imran: 173)

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Yunus; yang menurut Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar, dari Abu Husain, dari Abud Duha, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. (Ali Imran: 173) Doa inilah yang dibaca oleh Nabi Ibrahim a.s. ketika dilemparkan ke dalam api. Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam) mengucapkannya pula ketika orang-orang berkata kepadanya, “Kaum musyrik telah menghimpun pasukannya untuk menyerang kalian. Karena itu, takutlah kalian kepada mereka.” Tetapi keimanan Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) dan para sahabatnya bertambah kuat dan mengatakan: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah sebaik-baik Pelindung.

Imam Nasai meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Ismail ibnu Ibrahim dan Harun ibnu Abdul’ah yang keduanya menerima hadis ini dari Yahya ibnu Abu Bakar, dari Abu Bakar (yakni Ibnu Iyasy) dengan lafaz yang sama.

Tetapi hal yang mengherankan ialah Imam Hakim Abu Abdullah telah meriwayatkannya melalui hadis Ahmad ibnu Yunus dengan lafaz yang sama. Kemudian ia mengatakan bahwa hadis ini sahih sanadnya dengan syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak mengetengahkannya.

 

Tinggalkan Balasan

Search