”Behind the fate we hate, there are valuable lessons hidden. It is God’s way of cleansing our hearts, elevating our status, and bringing us closer to Him”
“(Di balik takdir yang kita benci, tersembunyi pelajaran berharga. Ia adalah cara Allah membersihkan hati kita, mengangkat derajat kita, dan mendekatkan kita kepada-Nya)”
Dalam perjalanan hidup, sering kali kita dihadapkan pada ketetapan dari Allah SWT yang terasa pahit dan tidak sesuai dengan harapan. Hati kecil kita mungkin menolak, menganggapnya sebagai keburukan. Namun, sungguh kita harus menyadari keterbatasan ilmu kita sebagai manusia.
Sesungguhnya, tidak semua hal yang kita benci adalah keburukan bagi kita. Bisa jadi di balik hal yang tidak kita sukai itulah tersimpan kebaikan yang besar, yang justru sangat kita butuhkan untuk dunia dan akhirat kita.
Keyakinan ini merupakan inti dari keimanan yang harus kita pelajari dan yakini sepenuh hati, yaitu berprasangka baik dan ridha atas setiap takdir Allah. Allah SWT berfirman,
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah: 216)
Ayat ini menegaskan bahwa pengetahuan manusia sangat terbatas. Kita hanya melihat apa yang tampak di permukaan, sementara Allah Maha Mengetahui hikmah dan akibat dari segala sesuatu hingga masa depan. Hal yang kita benci mungkin menjadi jalan menuju kemenangan dan pahala, sebaliknya yang kita sukai bisa menjerumuskan pada kerugian. Ini adalah pengingat agar kita senantiasa berserah diri karena Dia-lah sebaik-baik perencana. Rasulullah Saw bersabda,
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ… وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Artinya:
“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya… Jika ia mendapatkan kesulitan, ia bersabar, maka itu baik baginya.” (HR. Muslim No. 5318)
Hadis ini menekankan, keridaan (penerimaan dengan lapang dada) terhadap ketetapan Allah, baik yang menyenangkan maupun menyusahkan, adalah tanda keimanan sejati dan akan selalu mendatangkan kebaikan.
Jadi, hidup adalah proses belajar meyakini bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kita, sedangkan kita tidak tahu. Sikap terbaik kita adalah bersabar dan ridha atas setiap takdir-Nya, sebab di balik setiap ‘ketidaksukaan’ yang datang, terkandung kebaikan yang sedang disiapkan oleh-Nya.
Semoga bermanfaat.
