Bisakah kita hidup dalam 24 jam terus beribadah..?
Kita semua tahu bahwa kita diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada Allah.
Dan perlu dipahami bahwa ibadah tidak sebatas salat, dzikir, puasa dan membaca Al Qur’an saja. Namun semua hal yang dicintai oleh Allah dan diridai-nya, itulah ibadah.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahKu.
(QS.Adz Dzariyat: 56)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
إِنَّ اللهَ يقولُ يا ابنَ آدمَ : تَفَرَّغْ لعبادَتِي أملأْ صدركَ غِنًى وأسُدُّ فقرَكَ ، وإِنْ لَّا تفعلْ ملأتُ يديْكَ شُغْلًا ، ولم أسُدَّ فقْرَكَ
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
Wahai manusia! Habiskan waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kecukupan dan akan Aku tutup kefaqiranmu.
Jika engkau tidak melakukannya, maka akan Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefaqiranmu’”
(HR. At Tirmidzi no. 2466, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Nah, bisakah kita menghabiskan waktu kita untuk ibadah ?,
Perlu dipahami bahwa ibadah tidak sebatas shlat, dzikir, puasa dan membaca Al Qur’an saja. Namun semua hal yang dicintai oleh Allah dan diridhai-nya, itulah ibadah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah memiliki perkataan emas yang sering dinukil para ulama:
العبادة هي اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأقوال والأفعال الظاهرة والباطنة
“Ibadah adalah istilah untuk semua perkara yang dicintai oleh Allah dan ridhai-Nya. Baik berupa perkataan atau perbuatan, baik yang lahiriyah maupun batiniyah“.
Jadi, menuntut ilmu itu ibadah, dakwah itu ibadah, berbakti kepada orang tua itu ibadah, mencari nafkah untuk keluarga itu ibadah, membantu orang lain itu ibadah, dst.
Jadi, paham ya, menghabiskan waktu untuk ibadah bukan berarti 24 jam salat, dzikir, puasa dan membaca Al Qur’an. Namun bagaimana kita menggunakan 24 jam dalam sehari dalam perkara-perkara yang Allah cintai. (*)
