Janji Allah Itu Pasti

Janji Allah Itu Pasti
*) Oleh : M. Mahmud
Ketua PRM Kandangsemangkon Paciran Lamongan Jawa Timur
www.majelistabligh.id -

Kebohongan menyelamatkanmu sementara saja. Dan akan menghancurkanmu untuk selamanya. Manusia bisa bermain dengan dramanya, tapi tidak dengan ketetapan Allah.

Janji Allah itu pasti. Ini adalah prinsip fundamental dalam keimanan seorang Muslim, yang ditegaskan berulang kali dalam Al-Qur’an. Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya, dan setiap janji-Nya adalah kebenaran mutlak.

Ayat-Ayat tentang Kepastian Janji Allah
QS. Ar-Rum: 60
فَاصْبِرْ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِيْنَ لَا يُوْقِنُوْنَ ࣖ
Artinya: Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad)! Sesungguhnya janji Allah itu benar. Jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu membuat engkau bersedih.

QS. Ar-Rum: 60 menegaskan bahwa janji Allah adalah kebenaran mutlak, dan Rasulullah (serta kita semua) diperintahkan untuk bersabar dalam menghadapi penolakan dan keraguan dari orang-orang yang tidak beriman.

Makna dan Tafsir
“Faṣbir” (Maka bersabarlah):
Perintah langsung kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk tetap teguh dan sabar dalam menghadapi penolakan, ejekan, dan kesulitan dalam berdakwah. Ini juga berlaku bagi siapa pun yang berjuang di jalan kebenaran.

* “Inna wa‘dallāhi ḥaqq” (Sesungguhnya janji Allah itu benar):
Janji Allah mencakup kemenangan bagi kebenaran, pertolongan bagi orang-orang beriman, dan balasan akhirat. Ini adalah sumber kekuatan spiritual dan motivasi untuk terus melangkah meski hasil belum tampak.

* “Wa lā yastakhiffannakallażīna lā yūqinūn” (Jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini itu menggelisahkanmu):
Allah memperingatkan agar tidak terpengaruh oleh orang-orang yang meremehkan atau menggoyahkan keyakinan. Mereka yang tidak yakin pada janji Allah cenderung menilai segala sesuatu secara dangkal dan duniawi.

Refleksi Kontekstual
* Kesabaran adalah fondasi perubahan. Seperti Nabi, para pendidik dan pemimpin spiritual harus sabar dalam menghadapi resistensi, karena perubahan hati dan budaya memerlukan waktu.
* Janji Allah adalah kompas harapan. Saat hasil belum terlihat, kita tetap melangkah karena yakin bahwa setiap amal baik akan dibalas, meski tidak selalu dalam bentuk yang kita harapkan.
* Jangan tergoyahkan oleh skeptisisme. Dalam advokasi fitrah, etika, dan nilai Qur’ani, akan ada yang meremehkan. Tapi kita tidak boleh membiarkan mereka mengaburkan arah perjuangan.

QS. Ibrahim: 47
فَلَا تَحْسَبَنَّ اللّٰهَ مُخْلِفَ وَعْدِهٖ رُسُلَهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍۗ
Artinya: Oleh karena itu, jangan sekali-kali engkau mengira bahwa Allah mengingkari janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi mempunyai pembalasan,

QS. Ibrahim: 47 menegaskan bahwa Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya kepada para rasul. Ayat ini adalah jaminan kemenangan bagi kebenaran dan peringatan bagi para pendusta.

Tafsir dan Makna
* “Janganlah kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya”:
Ini adalah penegasan bahwa Allah pasti akan menolong para rasul dan orang-orang yang mengikuti mereka. Janji kemenangan, pertolongan, dan balasan atas kesabaran mereka adalah pasti.

* “Sesungguhnya Allah Maha Perkasa”:
Allah memiliki kekuasaan mutlak untuk menegakkan kebenaran dan menghancurkan kebatilan. Tidak ada yang bisa menghalangi janji-Nya.

* “Lagi mempunyai pembalasan”:
Allah bukan hanya memberi kemenangan kepada para rasul, tetapi juga memberikan hukuman kepada para pendusta dan penentang kebenaran. Ini adalah peringatan bagi mereka yang mengingkari dan menzalimi.

Refleksi Kontekstual
* Ayat ini adalah sumber keteguhan hati. Saat menghadapi tantangan dalam menyebarkan nilai Qur’ani, kita yakin bahwa Allah akan menepati janji-Nya kepada para pendidik dan pemimpin yang ikhlas.
* Kemenangan bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Meskipun hasil belum tampak, perjuangan yang dilandasi iman akan dibalas dengan kemuliaan.
* Pembalasan Allah adalah bagian dari keadilan-Nya. Kita tidak perlu membalas keburukan dengan keburukan, karena Allah-lah yang akan menegakkan keadilan.

QS. Ali Imran: 194
رَبَّنَا وَاٰتِنَا مَا وَعَدْتَّنَا عَلٰى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
Artinya: Ya Tuhan kami, anugerahilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji.”

QS. Ali Imran: 194 adalah doa penuh harap dari orang-orang beriman agar Allah menepati janji-Nya berupa pahala, ampunan, dan kemuliaan di akhirat. Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak pernah mengingkari janji.

Tafsir dan Makna
* Doa orang beriman: Ayat ini adalah kelanjutan dari doa orang-orang yang beriman setelah mereka menyatakan     keimanan dan kesediaan berjuang di jalan Allah. Mereka memohon agar Allah menepati janji-Nya melalui para  rasul, yaitu:
* Pahala atas amal saleh
* Ampunan atas dosa
* Kemuliaan di akhirat, termasuk surga dan kedekatan dengan Allah
* Permohonan agar tidak dihinakan di hari kiamat:

Mereka memohon agar tidak dipermalukan di hadapan seluruh umat manusia pada hari pengadilan. Ini menunjukkan kesadaran akan beratnya hari kiamat dan pentingnya kemuliaan spiritual.

* Penegasan keimanan:
Kalimat “Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji” adalah bentuk keyakinan penuh terhadap sifat Allah yang Maha Benar dan Maha Menepati janji. Ini adalah bentuk tawakkal dan husnuzan yang mendalam.

Refleksi Kontekstual
* Ayat ini bisa menjadi doa harian para pendidik dan pemimpin spiritual. Ia mengandung harapan, keteguhan, dan pengakuan akan keterbatasan manusia di hadapan Allah.
* Menguatkan narasi “berguna, bukan sempurna”: Karena yang diminta bukan kesempurnaan, tapi agar Allah menerima dan memuliakan usaha kita yang ikhlas. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Search