Pemimpin negara yang memiliki iman dan takwa pasti mendukung pada kebenaran dan keadilan.
Indonesia sebagai negara besar harus dikelola dengan benar dan hebat oleh pemimpin yang saleh.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَ مٰنٰتِ اِلٰۤى اَهْلِهَا ۙ وَاِ ذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّا سِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِا لْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 58)
Musibah yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia merupakan akibat salah memilih pemimpin. Pemimpin yang saleh pasti mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan bagi umat.
Sungguh pelajaran yang sangat berharga dengan musibah yang terjadi ini karena telah membuka mata hati untuk berpegang teguh pada kebenaran dan keadilan.
Tegaknya negara dapat diperoleh dengan lima hal.
1. Keadilan para pemimpin.
2. Ilmunya para ulama
3. Amanahnya para pedagang
4. Dermawannya orang orang kaya
5. Doanya para dhuafa.
Mentadaburi Ayat ayat berikut ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengikuti rasul-Nya serta dapat memilih pemimpin yang baik agar Bangsa Indonesia lepas bebas dari belenggu bencana alam yang terjadi di Sumatra Barat, Sumatra Utara, Aceh
1. Pemimpin yang baik dan Sholeh harapan rakyat
لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُوْنَ الْكٰفِرِيْنَ اَوْلِيَآءَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللّٰهِ فِيْ شَيْءٍ اِلَّاۤ اَنْ تَتَّقُوْا مِنْهُمْ تُقٰٮةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللّٰهُ نَفْسَهٗ ۗ وَاِ لَى اللّٰهِ الْمَصِيْرُ
“Janganlah orang-orang beriman menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, melainkan orang-orang beriman. Barang siapa berbuat demikian, niscaya dia tidak akan memperoleh apa pun dari Allah, kecuali karena (siasat) menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya, dan hanya kepada Allah tempat kembali.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 28)
2. Larangan mendukung pemimpin yang berkhianat
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَا نَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَا لًا ۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْ ۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَآءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْ ۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَـكُمُ الْاٰ يٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 118)
3. Doa orang orang yang mendukung pemimpin zalim di akhirat kelak
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّا لِمُ عَلٰى يَدَيْهِ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِى اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا
“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama rasul.”
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 27)
يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَا نًا خَلِيْلًا
“Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku),”
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 28)
لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ اِذْ جَآءَنِيْ ۗ وَكَا نَ الشَّيْطٰنُ لِلْاِ نْسَا نِ خَذُوْلًا
“Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.””
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 29)
