Ketua Majelis Kesehatan (Makes) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Warsiti menyebut kader ‘Aisyiyah di Jawa Timur memiliki kultur yang lugas dan enerjik. Karakter khas ini, menurutnya, merupakan potensi besar dalam mempercepat gerak dakwah ‘Aisyiyah, khususnya di bidang kesehatan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Warsiti dalam sambutannya pada kegiatan Konsolidasi Nasional Batch VII Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah yang melibatkan wilayah Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur, pada Sabtu (8/11) di Surabaya.
Menurut Warsiti, Jawa Timur selama ini menjadi salah satu pusat pengembangan pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat ‘Aisyiyah di Indonesia. Karena itu, ia menargetkan peningkatan signifikan jumlah fasilitas kesehatan yang dimiliki ‘Aisyiyah di wilayah tersebut.
“Sekarang ada empat rumah sakit dan tujuh klinik,” kata Warsiti. “Insyaallah setelah konsolidasi ini menjadi 20 klinik. Ini salah satu target juga ya,” tegas Rektor Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta tersebut.
Ia menambahkan, semangat dan etos kerja masyarakat Jawa Timur yang dikenal “sat-set” atau tangkas menjadi kekuatan tersendiri dalam menjalankan strategi percepatan dakwah kesehatan.
“Dengan kultur yang juga sat-set, harapannya ini menjadi semangat dalam menjalankan strategi langkah percepatan dakwah ini. Semangat Jawa Timur ini akan menjadi semangat kita bersama untuk bisa terus menguatkan dakwah kesehatan, begitu kira-kira,” ujarnya.
Kegiatan Konsolidasi Nasional Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah merupakan agenda rutin yang digelar di setiap regional. Batch VII kali ini dihadiri oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) dari Jawa Timur, Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Papua, serta Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) se-Jawa Timur.
Warsiti menjelaskan, kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk menyatukan visi dan memperkuat arah gerak dakwah kesehatan ‘Aisyiyah, sekaligus sebagai sarana refleksi dan evaluasi terhadap berbagai program yang telah dan akan dijalankan.
“Konsolidasi ini bagi kami merupakan wadah untuk menyatukan dan menguatkan arah langkah dakwah kesehatan ‘Aisyiyah. Juga menjadi tempat refleksi tentang apa-apa yang sudah dilakukan dan akan dilaksanakan,” tutur Warsiti.
“Selanjutnya kita akan bisa melakukan identifikasi, peluang, dan juga sekaligus tantangan kita untuk kemudian menyusun arah strategi percepatan dakwah ‘Aisyiyah ini,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Timur, Rukmini Ammar, menyampaikan harapan agar gerakan dakwah kesehatan ‘Aisyiyah semakin menjulang tinggi dan mampu memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, khususnya di daerah-daerah dengan akses kesehatan yang masih terbatas.
Menurut Rukmini, wilayah Jawa Timur memiliki tantangan tersendiri, terutama di daerah tapal kuda yang memerlukan pendekatan dakwah yang inklusif dan adaptif. Salah satu strategi efektif yang dapat menjadi pintu masuk dakwah di wilayah tersebut adalah melalui pelayanan kesehatan.
“Maka, salah satu pintu peluang masuk yang sangat besar sekali, itu diawali dengan kesehatan,” tegasnya.
Dengan semangat konsolidasi dan kolaborasi lintas wilayah ini, ‘Aisyiyah meneguhkan komitmennya untuk memperkuat dakwah kesehatan sebagai bagian dari dakwah kemanusiaan dan pemberdayaan umat, sesuai dengan nilai-nilai Islam berkemajuan.(*/tim)
