Kehadiran Ustaz Adi Hidayat, Sebuah Pencerahan di Pelatihan Mubaligh Muhammadiyah

Kehadiran Ustaz Adi Hidayat, Sebuah Pencerahan di Pelatihan Mubaligh Muhammadiyah

*)Oleh: Furqan Mawardi
Mubaligh Akar Rumput, Utusan Majelis Tabligh PWM Sulawesi Barat

Hari kedua pelatihan mubaligh Muhammadiyah tingkat nasional di Pusdiklatbud Tabligh Institute Muhammadiyah Yogyakarta menghadirkan nuansa yang luar biasa. Sejak dini hari, suasana kampung Tamantirto Kasihan Bantul, yang segar memberi energi baru, dilanjutkan dengan salat tahajud berjamaah yang menyelimuti hati dengan kedamaian. Udara yang sejuk dan suasana masjid yang nyaman menambah kekhusyukan ibadah, seolah membimbing setiap jiwa yang hadir untuk semakin mendekatkan diri kepada sang Ilahi.

Sesudah salat subuh dan kultum, kami mendalami materi fiqih ibadah bersama Ustaz Syakir Jamaluddin. Diskusi mengenai salat jamak-qashar serta salat tahajud dan tarawih menambah cakrawala pengetahuan kami. Berbagai ikhtilaf para ulama membentuk wawasan baru yang sangat menarik, menjadikan kajian ini penuh semangat dan pertanyaan. Waktu yang singkat tidak cukup untuk memuaskan rasa ingin tahu para peserta, namun diskusi tersebut tetap memberikan manfaat yang besar.

Namun, puncak kebahagiaan pada hari ini adalah kehadiran seorang tokoh yang kami kagumi: Ustaz Adi Hidayat. Seorang dai nasional yang terkenal dengan kedalaman ilmu dan sifat tawadhunya, yang hari ini hadir di tengah kami. Saya yang sebelumnya hanya bisa menyaksikan beliau di layar kaca, kini berkesempatan untuk bertatap muka langsung. Suatu keberkahan yang luar biasa bagi saya pribadi dan tentu juga seluruh peserta pelatihan. Beliau menjadi sumber inspirasi bagi kami semua dengan ilmu yang sangat mencerahkan.

Saat memberikan materi, Ustaz Adi Hidayat memaparkan bagaimana seorang mubaligh Muhammadiyah harus menjunjung tinggi akhlak dan meneladani karakter Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Beliau menekankan pentingnya membawa misi dakwah dengan penuh ilmu, akhlak yang baik, serta kemampuan membaca kondisi masyarakat.

Dalam dakwah, seorang mubaligh harus memahami latar belakang dan karakter orang yang akan didakwahi. Beliau menjelaskan bahwa dakwah yang efektif adalah dakwah yang berlandaskan pada pemahaman mendalam tentang siapa yang kita hadapi, dan bagaimana pesan yang kita sampaikan bisa diterima dengan baik.

Ustaz Adi Hidayat juga memberikan pesan besar mengenai pentingnya kapasitas keilmuan yang mumpuni. Dalam dakwah, kita harus punya bekal yang cukup, tidak hanya untuk berbicara, tetapi untuk memahami betul konteks masyarakat yang kita hadapi. Beliau menambahkan bahwa keilmuan harus diiringi dengan akhlak yang mulia, serta sikap tawadhu yang terus memancarkan keteladanan seperti Rasulullah.

Baca juga: UAH: Mubaligh adalah Influencer Akhirat, Sampaikan Dakwah dengan Hati-hati

Setelah itu, beliau membuka sesi tanya jawab. Alhamdulillah, saya diberi kesempatan untuk bertanya. Saya menanyakan mengenai strategi dakwah yang bisa mengkompromikan syiar dengan aspek syar’i di lapangan. Jawaban beliau sangat memuaskan, memberikan pemahaman lebih dalam mengenai metodologi dakwah yang lebih terarah dan bijaksana.

Sesi bersama Ustaz Adi Hidayat seolah memberi pencerahan bagi setiap kami yang hadir. Waktu yang singkat terasa begitu berharga, bagaikan ilmu yang dituangkan dengan penuh keberkahan. Kehadiran beliau bukan hanya memberi ilmu, tetapi juga menyemangati kami para peserta untuk terus mengasah diri dalam dunia dakwah menyebarkan risalah Ilahi.

Sore harinya, kami melanjutkan kegiatan dengan materi tentang pembelajaran orang dewasa oleh Prof. Dr. Taufik Kasturi, yang juga menjadi pengalaman berharga bagi saya pribadi. Beliau mengajarkan kami tentang bagaimana mendekati dakwah pada setiap tingkatan usia, dari anak-anak hingga orang dewasa. Setiap tahapan membutuhkan metode yang berbeda agar dakwah bisa tepat sasaran.

Baca juga: Tiga Pesan Penting UAH untuk Kehidupan yang Harmonis

Hari ini ditutup dengan sesi diskusi mengenai problematika dakwah di lapangan. Diskusi tersebut sangat produktif, dengan setiap peserta saling berbagi pengalaman dan solusi untuk tantangan dakwah yang dihadapi. Setelah diskusi selesai, kami kembali ke kamar dengan perasaan penuh, dengan hati yang tercerahkan oleh ilmu dan pengalaman luar biasa yang kami dapatkan.

Kehadiran Ustadz Adi Hidayat hari ini sungguh merupakan momen yang tak ternilai harganya. Bagi saya, ini bukan sekadar pertemuan dengan seorang ulama besar, tetapi sebuah kesempatan untuk merenung, belajar, dan memperbaiki diri dalam menjalankan misi dakwah Muhammadiyah.

Kehadiran beliau menjadi pelajaran berharga yang tak akan terlupakan. Semoga ilmu yang kami terima hari ini menjadi bekal untuk kami dalam mengemban amanah dakwah sebagai seorang muballigh. (*)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *