Kejujuran Membawa Keberkahan

Kejujuran Membawa Keberkahan

*) Oleh: Muhammad Nashihudin, MSi
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur

 

Kejujuran adalah salah satu sifat yang sangat penting dalam Islam. Kejujuran membawa banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Berikut beberapa cara kejujuran membawa keberkahan:

Manfaat kejujuran di dunia;

1. Meningkatkan Kredibilitas: Kejujuran membuat seseorang dipercaya oleh orang lain. Hal ini dapat membuka banyak peluang, baik dalam karir maupun dalam hubungan sosial.

2. Menghindari Konflik: Kejujuran dapat menghindari konflik dan pertengkaran dengan orang lain. Dengan berbicara jujur, seseorang dapat menghindari kesalahpahaman dan menyelesaikan masalah dengan lebih efektif.

3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri: Kejujuran dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Dengan berbicara jujur, seseorang dapat merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.

Manfaat kejujuran di akhirat;

1. Mendapatkan Pahala: Kejujuran dapat mendapatkan pahala dari Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang benar” (QS. Al-Tawbah: 119).

2. Menghindari Dosa: Kejujuran dapat menghindari dosa dan kesalahan. Dengan berbicara jujur, seseorang dapat menghindari kesalahan dan dosa yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

3. Mendapatkan Ampunan: Kejujuran dapat mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”
(QS. Al-Imran: 148).

Dalam kesimpulan, kejujuran membawa banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan berbicara jujur, seseorang dapat meningkatkan kredibilitas, menghindari konflik, meningkatkan rasa percaya diri, mendapatkan pahala, menghindari dosa, dan mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”
(QS. At-Taubah 9: Ayat 119)

2. Selalu ada pengawasan malaikat

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”

وَ جَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِا لْحَـقِّ ۗ ذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُ

“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari.”
(QS. Qaf 50: Ayat 18-19)

3. Kejujuran membawa keberkahan dan ketenangan hidup

Kitab Bulughul Maram Hadis ke-1279

عَنِ اِبْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَ الَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ اَلصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى اَلْبِرِّ وَإِنَّ اَلْبِرَّ يَهْدِي إِلَى اَلْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ اَلرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى اَلصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اَللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ اَلْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى اَلْفُجُورِ وَإِنَّ اَلْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى اَلنَّارِ وَمَا يَزَالُ اَلرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى اَلْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اَللَّهِ كَذَّابًا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Ibnu Mas’ud Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Hendaklah kalian selalu melakukan kebenaran karena kebenaran akan menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu menuntun ke surga. Jika seseorang selalu berbuat benar dan bersungguh dengan kebenaran ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat benar. Jauhkanlah dirimu dari bohong karena bohong akan menuntun kepada kedurhakaan dan durhaka itu menuntun ke neraka. Jika seseorang selalu bohong dan bersungguh-sungguh dengan kebohongan ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat pembohong.” Muttafaq Alaihi.

4. Doa untuk sifat kejujuran.

رَبِّ هَبْ لِيْ حُكْمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِا لصّٰلِحِيْنَ

“(Ibrahim berdoa),
“Ya Allah ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,”

وَا جْعَلْ لِّيْ لِسَا نَ صِدْقٍ فِى الْاٰ خِرِيْنَ

“dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,”

وَا جْعَلْنِيْ مِنْ وَّرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيْمِ

“dan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan,”

وَا غْفِرْ لِاَ بِيْۤ اِنَّهٗ كَا نَ مِنَ الضَّآلِّيْنَ

“dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat,”

وَلَا تُخْزِنِيْ يَوْمَ يُبْعَثُوْنَ

“dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,”
(QS. Asy-Syu’ara’ 26: 82- Ayat 87)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *