*) Oleh: Muhammad Nashihudin MSI,
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
Manusia diciptakan oleh Allah SWT ke muka bumi hanya diperintahkan untuk beribadah kepada Nya. Dengan memurnikan tauhid akan keEsaan Allah SWT.
Adapun bila masih ada manusia yang menyembah pada selain Allah SWT itu adalah sebuah kesesatan yang nyata dengan menjadi budak jin, setan yang akan mengantarkan mereka menjadi penghuni neraka jahanam selama lamanya.
Syirik merupakan dosa besar serta musuh utama dari dakwahnya para nabi dan Rasul.
Islam melarang umatnya untuk menyembah berhala dan mahluk tetapi mereka diperintahkan untuk menyembah Allah SWT dzat yang mahaEsa dan masaSuci.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ ۗ وَا لَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اَوْلِيٰۤــئُهُمُ الطَّا غُوْتُ ۙ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِ ۗ اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّا رِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
“Allah Pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 257)
Allah SWT yang memiliki Arsy dan memelihara langit dan bumi.
Orang orang yang menyembah selain Allah SWT akan merasakan kerugian dunia dan akhirat.
Apa yang disembah selain Allah SWT tidak berdampak pada kebaikan, bahkan membawa kesesatkan menuju neraka jahanam.
Marilah kita bersihkan tauhid dan ibadah kita dari noda syirik. Dienul Islam hadir untuk membebaskan manusia dari menyembah berhala dan mahluk menuju ke tauhid yang murni yaitu hanya menyembah Allah SWT semata.
Mentauhidkan Allah SWT adalah jalan yang benar dan lurus serta terbebas dari noda syirik.
Islam hadir memerdekakan ummat manusia dari kegelapan menyembah makhluk menjadi terang hanya penyembah Allah SWT sebagai hamba yang Kholik.
Mentadabburi ayat ayat berikut ini untuk mendapatkan rida-Nya yang mulia dan terbebas dari dosa besar.
1. Sesembahan selain Allah tidak mampu berbuat apa apa
وَمِنَ النَّا سِ مَنْ يَّعْبُدُ اللّٰهَ عَلٰى حَرْفٍ ۚ فَاِ نْ اَصَا بَهٗ خَيْرٌ ٱِطْمَاَ نَّ بِهٖ ۚ وَاِ نْ اَصَا بَتْهُ فِتْنَةُ ٱِنْقَلَبَ عَلٰى وَجْهِهٖ ۚ خَسِرَ الدُّنْيَا وَا لْاٰ خِرَةَ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَا نُ الْمُبِيْنُ
“Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi, maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.”
يَدْعُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَضُرُّهٗ وَمَا لَا يَنْفَعُهٗ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الضَّلٰلُ الْبَعِيْدُ
“Dia menyeru kepada selain Allah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. Itulah kesesatan yang jauh.”
يَدْعُوْا لَمَنْ ضَرُّهٗۤ اَقْرَبُ مِنْ نَّـفْعِهٖ ۗ لَبِئْسَ الْمَوْلٰى وَلَبِئْسَ الْعَشِيْرُ
“Dia menyeru kepada sesuatu yang (sebenarnya) bencananya lebih dekat daripada manfaatnya. Sungguh, itu seburuk-buruk penolong dan sejahat-jahat kawan.”
(QS. Al-Hajj 22: Ayat 11-13)
2. Sesembahan selain Allah SWT ibarat sarang laba-laba yang rapuh dan tidak berdaya
مَثَلُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْلِيَآءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوْتِ ۚ اِتَّخَذَتْ بَيْتًا ۗ وَ اِنَّ اَوْهَنَ الْبُيُوْتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوْتِ ۘ لَوْ كَا نُوْا يَعْلَمُوْنَ
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui.”
اِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ مِنْ شَيْءٍ ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
“Sungguh, Allah mengetahui apa saja yang mereka sembah selain Dia. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”
وَتِلْكَ الْاَ مْثَا لُ نَضْرِبُهَا لِلنَّا سِ ۚ وَمَا يَعْقِلُهَاۤ اِلَّا الْعٰلِمُوْنَ
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu.”
(QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 41- 43)
3. Berhala itu hanya berikan kebohongan
اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَا نًا وَّتَخْلُقُوْنَ اِفْكًا ۗ اِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَمْلِكُوْنَ لَـكُمْ رِزْقًا فَا بْتَغُوْا عِنْدَ اللّٰهِ الرِّزْقَ وَا عْبُدُوْهُ وَا شْكُرُوْا لَهٗ ۗ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
“Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-berhala, dan kamu membuat kebohongan. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki dari Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan.”
(QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 17)