Liburan Anak Sholeh SDM Limas: Mengenal Perubahan Diri dan Tanggung Jawab dalam Islam

Liburan Anak Sholeh SDM Limas: Mengenal Perubahan Diri dan Tanggung Jawab dalam Islam Liburan Anak Sholeh SDM Limas: Mengenal Perubahan Diri dan Tanggung Jawab dalam Islam
www.majelistabligh.id -

Hari kedua kegiatan Liburan Anak Sholeh (LIBAS) SD Muhammadiyah 15 (SDM Limas) berlangsung penuh semangat dan keceriaan. Seluruh peserta kelas 5 dan 6 mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Peserta dibagi menjadi dua kelompok: kelompok putra di lantai 1 diasuh oleh Fajrul Islam, M.Ag., Sekretaris Majelis Tarjih PDM Kota Surabaya, dan kelompok putri di lantai 2 diasuh oleh Luluk Humaidah, M.Pd, Wakil Ketua PDA Kota Surabaya, Selasa (23/12/2025).

Ustadz Fajrul menyampaikan materi dengan metode SerSan (Serius tapi Santai) sehingga peserta tetap fokus dan antusias. Ia menjelaskan bahwa setiap anak pasti tumbuh dan berkembang. Memasuki kelas 5 dan 6, tubuh mulai mengalami perubahan seperti pertumbuhan fisik yang cepat, perubahan suara, serta perkembangan perasaan.

“Semua perubahan ini adalah hal yang wajar dan merupakan tanda kasih sayang Allah kepada hamba-Nya,” ungkapnya sambil tersenyum.

Dalam Islam, masa ini dikenal sebagai masa menuju baligh, yaitu masa ketika anak mulai belajar bertanggung jawab. Jika seorang anak laki-laki telah mengalami tanda baligh, seperti mimpi basah, maka kewajiban agama mulai berlaku. Shalat lima waktu dan puasa Ramadhan menjadi wajib, serta dosa dan pahala mulai dicatat oleh Allah. Karena itu, masa ini sangat penting untuk membentuk pribadi yang taat.

“Seiring bertambahnya usia, seorang anak juga bisa mulai merasa tertarik kepada lawan jenis. Perasaan ini tidak salah, karena merupakan bagian dari pertumbuhan. Namun Islam mengajarkan agar perasaan tersebut dijaga dengan akhlak yang baik, seperti menjaga pandangan, menjaga sikap, dan tidak berperilaku sembarangan. Anak sholih tahu bagaimana bersikap sopan dan menjaga dirinya,” imbuhnya.

Islam juga mengajarkan adab dalam kehidupan sehari-hari, seperti menjaga aurat, tidak membuka aurat sembarangan, serta tidak saling melihat aurat teman. Kebersihan dan kesucian diri harus dijaga, termasuk memahami pentingnya bersuci ketika diperlukan.

Akhlak menjadi bagian terpenting dalam diri remaja muslim. Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa malu adalah bagian dari iman. Rasa malu mencegah seseorang dari perbuatan buruk dan pelanggaran terhadap perintah Allah. Selain itu, setiap anak harus berani bertanggung jawab atas perbuatannya karena semua akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.

Pergaulan juga perlu dijaga. Teman sangat memengaruhi kebiasaan dan akhlak. Berteman dengan orang baik akan membiasakan diri pada kebaikan, sedangkan pergaulan buruk dapat membawa dampak negatif.

“Oleh karena itu, pilihlah teman yang rajin shalat, berkata sopan, dan berperilaku baik,” tutur ustadz Fajrul, alumni UINSA tersebut.

Selain itu, remaja muslim harus menjaga lisannya. Anak sholih tidak berkata kotor, tidak mengejek, dan tidak menyakiti orang lain dengan ucapan. Islam mengajarkan untuk berkata baik atau diam agar dicintai Allah dan sesama manusia.

Tak kalah penting, anak sholih wajib menghormati orang tua dan guru. Orang tua adalah yang paling berjasa dalam hidup, sedangkan guru membimbing dengan ilmu.

“Bersikap sopan, patuh, dan hormat kepada mereka adalah tanda akhlak mulia,” harapnya penuh semangat.

Menjadi besar adalah kepastian, tetapi menjadi remaja sholeh adalah pilihan.

“Semoga kita semua tumbuh menjadi remaja muslim yang berakhlak baik, bertanggung jawab, dan dicintai oleh Allah Subhanallahu Wataala,” seru ustadz Fajrul sambil berpamitan dan memberikan hadiah kepada peserta yang berani menjawab pertanyaan dan tetap konsentrasi. (ali shodiqin)

Tinggalkan Balasan

Search