Lima Akhlak Nabi yang Bisa Menyelamatkan Remaja di Era Digital

Lima Akhlak Nabi yang Bisa Menyelamatkan Remaja di Era Digital
www.majelistabligh.id -

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di SMK Muhammadiyah 2 Jogoroto, Jombang, Sabtu (6/9/2025) pagi, terasa berbeda. Bukan hanya sekadar perayaan, kegiatan yang diikuti seluruh siswa dan guru ini juga menjadi ajang refleksi mendalam tentang bagaimana generasi muda bisa bertahan dan sukses di era globalisasi dan digitalisasi yang kian kompleks.

Dimulai pukul 08.00 WIB, acara yang diselenggarakan di halaman sekolah ini diawali dengan tampilan hadroh, salah satu ekstrakurikuler andalan sekolah, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh siswi dari ekstra qori dan sambutan dari Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Selanjutnya sambutan Kepala SMK Muhammadiyah 2 Jogoroto Jombang Ustaz Moh. Rofi’i, S.Ag, SE, MM yang mengingatkan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari.

 

Lima Akhlak Nabi yang Bisa Menyelamatkan Remaja di Era Digital
Ustaz Munahar menerima cindera mata. (ist)

Acara berpuncak dengan ceramah oleh Ustaz Munahar, Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, yang tampil memberikan pencerahan. Kepala SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya ini langsung membongkar lima akhlak Nabi yang dinilainya akan menyelamatkan remaja di era digital dan globalisasi.

Tausiyahnya dimulai dengan pertanyaan yang memancing siswa.

“Siapa yang bawa handphone?” tanyanya. Hampir seluruh siswa mengangkat tangan.

“Coba sekarang browsing, di Amerika detik ini ada peristiwa apa?” tantangnya.

Para siswa sigap membuka handphone masing-masing. Tak lama, seorang siswa menjawab, “Isu politik, ustaz.”

Ketika ditanya lebih spesifik, siswa tersebut menyebutkan, “Cina-Rusia-Amerika sedang berkonflik.”

Ustaz Munahar kemudian menjelaskan, peristiwa ini menunjukkan bahwa dunia sudah tak berbatas. “Amerika yang berada jauh di sana, detik ini bisa kita lihat, baca, dan dengar peristiwanya. Ini menunjukkan dunia sudah tidak ada sekat lagi. Semua ini terhubung karena pengaruh digitalisasi. Inilah yang dinamakan globalisasi,” jelasnya.

Tantangan dan Peluang

Ustaz Munahar tidak hanya memaparkan tantangan yang dihadirkan era digital, seperti hoaks dan disinformasi, cyberbullying, degradasi moral, dan kecanduan gadget. Ia juga membuka mata para siswa tentang beragam peluang yang bisa mereka raih, antara lain: akses ilmu pengetahuan tanpa batas, panggung kreasi dan ekspresi diri, peluang ekonomi, hingga jejaring global.

Namun, ia menegaskan, kunci untuk bisa sukses dan tidak mudah termakan berita palsu adalah literasi digital yang kuat dan akhlak yang kokoh.

Lima Akhlak Nabi Penyelamat Remaja

Dalam tausiyahnya yang sarat makna, Ustaz Munahar membongkar lima akhlak Nabi Muhammad SAW yang bisa menjadi benteng bagi generasi muda.

1. Akhlak Kejujuran (Shiddiq)
“Jadilah sumber informasi yang jujur dan dapat dipercaya,” tegasnya. Ia menekankan pentingnya tidak menyebarkan berita yang belum diverifikasi (tabayyun).

2. Akhlak Amanah dan Bertanggung Jawab (Amanah)
Ustaz Munahar mengingatkan siswa agar menggunakan media sosial untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti belajar, berdakwah, atau berwirausaha. Ia juga menyoroti masalah hak cipta. “Saat ini banyak orang memotong ceramah para ustaz tanpa izin. Jangankan digunakan untuk berbuat jahat, digunakan untuk kebaikan saja perlu izin karena ada hak cipta dan dilindungi undang-undang,” ujarnya.

3. Akhlak Komunikasi yang Baik (Tabligh)
“Jika punya masalah, jangan curhat di media sosial, karena akan berdampak pada dua hal: menyusahkan teman dan menggembirakan musuh,” kata Ustaz Munahar. Ia menyarankan remaja untuk menjadi sosok yang tangguh, menyelesaikan masalah tanpa harus mencari perhatian di media sosial.

4. Akhlak Berpikir Kritis (Fathanah)
Remaja harus mampu berpikir kritis agar tidak mudah terprovokasi konten negatif atau berita yang memecah belah. Ia mendorong siswa untuk memanfaatkan internet untuk menuntut ilmu dan mengembangkan diri.

5. Akhlak Toleransi dan Empati
“Hargai perbedaan pendapat tanpa harus menghina,” ucapnya. Akhlak ini, kata dia, akan membuat remaja mampu menunjukkan empati, seperti ikut menggalang donasi secara daring untuk korban bencana atau kemanusiaan.

Peringatan Maulid Nabi ini menjadi pengingat bagi seluruh peserta bahwa di tengah derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi, akhlak adalah kompas yang akan menuntun mereka. Nasihat Ustaz Munahar menegaskan bahwa digitalisasi bukanlah ancaman, melainkan peluang, asalkan dilandasi dengan iman dan karakter yang kokoh. (devi fatmalasari)

Tinggalkan Balasan

Search