LPCR-PM PDM Sidoarjo Gelar Workshop Fundraising, Dorong Takmir Masjid Kreatif dan Akuntabel

LPCR-PM PDM Sidoarjo Gelar Workshop Fundraising, Dorong Takmir Masjid Kreatif dan Akuntabel
www.majelistabligh.id -

Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting–Pembinaan Masjid (LPCR–PM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sidoarjo mengadakan Workshop Fundraising di aula kantor PDM Sidoarjo, Ahad (2/11/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh 54 peserta utusan takmir masjid Muhammadiyah se-Kabupaten Sidoarjo serta 30 peserta dari pengurus Badan Koordinasi Masjid Muhammadiyah (BKMM) Sidoarjo.

Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua PDM Sidoarjo Prof. Dr. A. Dzo’ul Milal, M.Pd, Wakil Ketua Sapto Utomo, S.E., dan Misbach, S.Ag, M.Pd, serta Ketua LPCR–PM Nur Chasan Basri, S.Ag.

Ketua LPCR–PM Nur Chasan Basri dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk membekali para takmir agar mampu mengembangkan kemandirian ekonomi masjid melalui penggalian dana dari masyarakat.
“Melalui kegiatan ini kita diajak berpikir bagaimana membuat program-program yang menarik sehingga jamaah dengan ringan mengeluarkan infak maupun sedekahnya,” jelasnya.

Ia menambahkan, takmir harus mampu memanfaatkan potensi jamaah dan lingkungan sekitar secara optimal untuk kemakmuran masjid serta penguatan kegiatan sosial umat.

Dalam sambutan dan arahannya, Ketua PDM Sidoarjo Prof. Dr. Dzo’ul Milal berharap agar seluruh peserta mengikuti kegiatan ini dengan serius hingga tuntas.

“Saya berharap peserta mengikuti secara seksama sampai tuntas sehingga mampu mempraktikkan penggalian dana secara maksimal di masjidnya masing-masing serta memberikan laporan penggunaan dana yang akuntabel kepada masyarakat,” pesannya.

Prof. Milal juga menegaskan, kepercayaan masyarakat terhadap masjid harus dijaga melalui transparansi laporan keuangan dan pelaksanaan program yang bermanfaat bagi jamaah.

Materi pertama disampaikan oleh Agus Lukman Hidayat, Manajer Area Lazismu Jawa Timur, dengan tema Strategi Fundraising Lapangan. Dalam paparannya, Agus menekankan pentingnya data dan pemetaan potensi donatur.
“Amil zakat harus mempunyai bekal marketing tentang pengetahuan, pemahaman konsep, dan praktik ZIS sehingga mampu memberikan pemahaman kepada muzaki tentang kewajiban zakat, infak, maupun sedekah,” paparnya.

Ia juga menegaskan, setiap amil harus memiliki data lengkap tentang para muzaki dan profesinya agar dapat mengetahui potensi dana yang mungkin disalurkan. Pada sesi ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi dan melakukan simulasi penggalian dana bagi korban bencana alam.

Sesi kedua diisi oleh Muhammad Zaki Darmawan dengan materi Fundraising Digital. Ia menjelaskan, perubahan perilaku masyarakat saat ini menuntut takmir untuk lebih adaptif terhadap teknologi.

“Masyarakat menginginkan pekerjaan dilakukan dengan cepat dan praktis, maka takmir harus adaptif dengan perkembangan zaman dalam menggali donatur,” jelasnya.

Zaki mengajak para takmir untuk memanfaatkan media sosial secara aktif dalam menginformasikan program-program masjid, baik kegiatan rutin maupun insidental.

“Takmir sebaiknya menginformasikan program masjid di media sosial, baik program rutin maupun program insidentil, dikemas lebih menarik sehingga banyak donasi yang masuk,” imbuhnya.

Workshop yang berlangsung sehari penuh ini diakhiri dengan sesi refleksi dan rencana tindak lanjut. Para peserta menyatakan antusiasme dan komitmen untuk menerapkan strategi fundraising yang diperoleh di masjid masing-masing. (ridwan manan)

 

Tinggalkan Balasan

Search