”Gold is forged in fiery heat. Likewise character and strength, are formed in the hardships of life”
“(Emas ditempa dalam panas yang membara. Begitu juga karakter dan kekuatan, dibentuk dalam kesulitan hidup)”
Masa-masa sulit bukanlah sekadar ujian, melainkan “Madrasah Rabbani” atau sekolah yang didirikan langsung oleh Allah SWT. Dalam setiap kesulitan, kita diajarkan tentang dua nilai fundamental yaitu kekuatan sejati dan harapan tak berkesudahan hanya kepada Allah.
Kekuatan yang dimaksud bukan hanya fisik, tetapi kekuatan hati untuk tetap teguh dan bersabar. Janji ini ditegaskan dalam firman-Nya:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا.إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya:
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Qs. Al-Insyirah: 5-6)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini adalah janji pasti dari Allah yang menguatkan hati Rasulullah SAW dan umatnya. Pengulangan frasa ini (dengan kata sandang tertentu pada al-’usr ‘kesulitan’, dan tanpa kata sandang pada yusran ‘kemudahan’) menunjukkan bahwa satu kesulitan tidak akan pernah bisa mengalahkan dua kemudahan. Artinya, kemudahan itu tidak hanya datang setelah kesulitan, melainkan sudah bersama kesulitan itu, seperti air yang tersembunyi di balik batu karang.
Harapan itu selalu ada, melekat pada musibah itu sendiri. Dalam hadis, Dari Abdullah bin Abbas dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
عَنْ عَبْدِ اللّٰهِ بْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللَّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً
Artinya:
“Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan itu bersama dengan kesabaran, dan sesungguhnya kelapangan bersama dengan kesusahan, dan sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (HR. At-Tirmidzi No. 2516)
Hadis ini menegaskan bahwa pertolongan Ilahi beriringan dengan kesabaran. Ketika kita mampu bersabar dan terus berharap (tawakal) kepada-Nya, kita telah menempatkan diri pada jalur pertolongan.
Jadi, kesulitan adalah penempa jiwa. Tugas kita adalah menggunakan setiap badai sebagai kesempatan untuk mengasah kekuatan batin dan memurnikan harapan hanya kepada Sang Pencipta. Berhenti berharap pada makhluk, dan genggam erat janji Allah, Kemudahan itu sudah ada di sisi kesulitanmu.
Semoga bermanfaat. (*)
