“Your own sins should be enough of a distraction for you from the faults of others”
“(Dosa-dosamu sendiri seharusnya sudah cukup untuk mengalihkan perhatianmu dari menilai kesalahan orang lain)”
Anda mungkin merasa maksiat hanya dinikmati sendiri, tanpa ada yang tahu. Namun, di Hari Kiamat, perbuatan buruk itu akan diungkap dan disaksikan oleh seluruh makhluk. Salat di shaf pertama, taklim, dan penampilan baik di depan umum tidak menjamin kesucian di mata Allah, jika di balik itu ada dosa yang tersembunyi.Allah SWT berfirman,
يَوْمَىِٕذٍ يَّصْدُرُ النَّاسُ اَشْتَاتًا ەۙ لِّيُرَوْا اَعْمَالَهُمْۗ . فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ.وَمَنۡ يَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ
Artinya:
“Pada hari itu, mereka akan keluar dari kubur dalam keadaan yang terpisah-pisah, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) perbuatan mereka. Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Qs. Az-Zalzalah: 6-8)
Ayat ini menekankan bahwa tidak ada perbuatan, sekecil apapun, yang luput dari perhitungan Allah SWT, dan setiap amal baik maupun buruk akan mendapatkan balasannya.
Nasihat Imam Al-Ghazali yang menekankan: “Jika kamu melakukan sesuatu, pikirkanlah dampaknya. Jika baik, lakukanlah. Jika buruk, tahanlah”
Nasihat ini mengajarkan kita untuk pentingnya muhasabah atau introspeksi diri sebelum bertindak. Nasihat ini merupakan bentuk ajaran agar senantiasa mempertimbangkan konsekuensi dari setiap perbuatan untuk mencapai kebaikan dan menghindari keburukan.
Maka, setiap tindakan kita seharusnya didasari oleh kesadaran bahwa Allah Maha Melihat. Ucapkan “bismillah” untuk mengingatkan diri bahwa setiap perbuatan harus diniatkan karena Allah dan sesuai dengan ajaran-Nya.
Semoga bermanfaat.
