Marhaban Yaa Syahrul Robiul Awwal 1447 H

Marhaban Yaa Syahrul Robiul Awwal 1447 H
*) Oleh : M. Mahmud
Ketua PRM Kandangsemangkon Paciran Lamongan
www.majelistabligh.id -

Selamat datang Bulan Rabiul Awwal. Bulan kelahiran manusia termulia sang pemberi syafaat untuk umatnya.

Marhaban yaa Syahrul Rabi’ul Awwal 1447 H!
Selamat datang bulan penuh cahaya, di mana sejarah agung kelahiran Rasulullah ﷺ kembali menyapa hati umat dengan kelembutan dan harapan.

Bulan yang mengajarkan kita tentang cinta dan kasih sayang. Dan kita mampu meresapi makna kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dan menjadikannya inspirasi dalam menjalani kehidupan yang penuh berkah.

Bulan ini bukan sekadar peringatan, tapi undangan untuk:
* Meneladani akhlak mulia beliau dalam kehidupan sehari-hari
* Menghidupkan sirah sebagai sumber inspirasi kepemimpinan, pendidikan, dan kasih sayang
* Merefleksikan makna risalah dalam konteks zaman: bagaimana kita menjadi rahmat bagi semesta

Salah satu ayat yang paling sering dikaitkan dengan makna kelahiran dan risalah Nabi Muhammad ﷺ sebagai rahmat bagi seluruh alam adalah:
QS. Al-Ambiya’: 107
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Ayat ini tidak menyebut kelahiran secara eksplisit, tetapi menjadi fondasi spiritual bahwa kehadiran Nabi ﷺ—dari kelahiran hingga kenabian adalah manifestasi kasih sayang Ilahi untuk semua makhluk: manusia, jin, bahkan alam semesta.

Untuk memperkuat makna ini, beberapa hadits juga menekankan keistimewaan kelahiran beliau. Salah satunya:

أنا دعوة أبي إبراهيم، وبشرى عيسى، ورؤيا أمي التي رأت حين وضعتني، وقد خرج منها نور أضاءت له قصور الشام

“Aku adalah doa ayahku Ibrahim, kabar gembira dari Isa, dan mimpi ibuku saat melahirkanku, di mana keluar darinya cahaya yang menerangi istana-istana Syam.” (HR Ahmad)

Hadits ini menggambarkan kelahiran Nabi ﷺ sebagai peristiwa bercahaya, penuh harapan, dan bagian dari rangkaian nubuwah para nabi sebelumnya.

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Ayat Rahmatan lil ‘Alamin

1. Kasih Sayang Universal (Rahmah)

* Rasulullah ﷺ diutus bukan hanya untuk umat Islam, tetapi untuk seluruh makhluk.

* Mengajarkan bahwa kepemimpinan, pendidikan, dan pelayanan publik harus dilandasi kasih sayang, bukan kekuasaan atau paksaan.

2. Keadilan dan Kemanusiaan

* Rahmat berarti memperjuangkan keadilan bagi yang tertindas, membela hak-hak manusia, dan menolak kezaliman dalam bentuk apapun.

* Cocok dijadikan prinsip etika dan kebijakan publik yang berpihak pada kemaslahatan.

3. Kepemimpinan Berbasis Akhlak

* Rasulullah ﷺ adalah teladan dalam memimpin dengan kelembutan, hikmah, dan kesabaran.

* Menjadi inspirasi bagi guru, orang tua, dan pemimpin untuk membina bukan menghukum, membimbing bukan mengintimidasi.

4. Inklusivitas dan Welas Asih

* “Al-‘Alamin” mencakup semua: manusia, hewan, alam, bahkan mereka yang berbeda keyakinan.

* Mengajarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus inklusif, ramah, dan menghargai keberagaman.

5. Transformasi Sosial dan Spiritual

-Rahmat Nabi ﷺ bukan hanya dalam bentuk kelembutan, tapi juga transformasi nilai: dari jahiliyah ke peradaban.

-Menjadi landasan bagi gerakan pendidikan, parenting, dan digital literacy yang membebaskan dan mencerahkan.

Nilai rahmatan lil ‘alamin dari QS Al-Anbiyaa’ (21):107 bukan sekadar konsep teologis, tapi bisa menjadi kompas hidup yang membimbing perilaku, keputusan, dan interaksi kita sehari-hari

Dalam Keluarga dan Parenting
– Mendidik dengan kasih sayang, bukan kemarahan. Meneladani kelembutan Rasulullah ﷺ dalam membimbing anak-anak dan keluarganya.
– Membangun komunikasi yang penuh empati. Mendengarkan dengan hati, bukan hanya telinga.
– Menjadi rahmat di rumah. Hadir sebagai sumber ketenangan, bukan tekanan.

Dalam Pendidikan dan Peran Guru
– Mengajar dengan cinta, bukan sekadar kurikulum. Guru sebagai rahmat yang membangkitkan potensi fitrah murid.
– Menciptakan ruang belajar yang inklusif dan memanusiakan.
– Menjadi teladan akhlak dan integritas.

Dalam Pelayanan Publik
– Melayani dengan niat ibadah dan kasih sayang. Bukan sekadar menjalankan tugas administratif.
– Membela yang lemah, bukan memperkuat yang kuat.
– Menjadi wajah rahmat negara kepada rakyat.

Dalam Interaksi Sosial dan Komunitas
– Menghindari prasangka, menyebarkan kebaikan.
– Menjadi penyejuk di tengah konflik.
– Membantu tanpa pamrih, menebar manfaat.

Dalam Dunia Digital dan Literasi Teknologi
– Menggunakan teknologi untuk menyebarkan rahmat, bukan kebencian.
– Mendidik anak dan komunitas tentang etika digital.
– Menjadi pelindung, bukan penyebar hoaks. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Search