Membangun Generasi Tanpa Kekerasan

Membangun Generasi Tanpa Kekerasan
*) Oleh : Muhammad Nashihudin, MSi
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
www.majelistabligh.id -

Dunia semakin berat menanggung beban problem manusia. Anak anak kita dihadapkan pada kekerasan di sekolah, di kampus. Hal ini menuntut para orang tua untuk terus berusaha mendidik anak, tentu saja dengan kebaikan dan akhlak mulia.

Sudah terlalu banyak kasus kasus kekerasan terjadi sehingga menjadi keprihatinan kita semua.
Oleh karena itu kembali lah pada keluarga dengan didikan Al-Qur’an dan Sunnah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

رِجَا لٌ لَّا تُلْهِيْهِمْ تِجَا رَةٌ وَّلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَاِ قَا مِ الصَّلٰوةِ وَ اِيْتَآءِ الزَّكٰوةِ ۙ يَخَا فُوْنَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيْهِ الْقُلُوْبُ وَا لْاَ بْصَا رُ

Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual-beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat),”
(QS. An-Nur 24: Ayat 37)

Mentadaburi ayat ayat berikut ini untuk mendekatkan diri pada Allah SWT dan merenungi nasibnya generasi penerus bangsa yang akan datang.

Tidak bisa dihindarkan dunia digital yang semakin canggih sehingga untuk mencetak mereka perlu extra ketat dan sungguh sungguh demi menghadapi era emas tahun 2045.

Menjadi seorang anak yang shaleh dan shalehah yang tercipta dari keluarga yang baik.

1. Khawatir meninggalkan generasi yang lemah

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَا فُوْا عَلَيْهِمْ ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 9)

2. Kedudukan para penghafal Al-Qur’an

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، كَانَ النَّبِيُّ صل الله عليه وسلم يُجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، ثُمَّ يَقُولُ:
أَيُّهُمَا أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ؟
فَإِذَا أُشِيرَ إِلَى أَحَدِهِمَا قَدَّمَهُ فِي اللَّحْدِ…

Dari Jabir bin Abdullah bahwa,
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam mengumpulkan dua orang syuhada Uhud dalam satu kain, lalu beliau bertanya: Siapa di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al-Qur’an?’
Jika ditunjukkan salah satunya, beliau mendahulukannya di liang lahat.”*_
(HR. Abu Dawud no. 3211)

3. Generasi penerus sebagai aset keluarga

اَلْمَا لُ وَ الْبَـنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَا لْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَا بًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 46)

4. Anak keturunan sebagai amanat

وَا عْلَمُوْۤا اَنَّمَاۤ اَمْوَا لُكُمْ وَاَ وْلَا دُكُمْ فِتْنَةٌ ۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗۤ اَجْرٌ عَظِيْمٌ

Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.”
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 28)

5. Mendoakan untuk generasi penerus yang ahli ibadah

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”
(QS. Ibrahim 14: Ayat 40)

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Tinggalkan Balasan

Search