*)Oleh: Moch.Muzaki
Kabid TKK DPD IMM Jatim
Meneladani jalan hidup para Nabi merupakan kewajiban bagi umat Islam, karena di situlah terkandung misi suci hidup dan teladan yang harus diikuti dalam menjalani kehidupan ini. Hal ini juga berlaku bagi kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang menjalankan misi dakwah, ikatan, dan perkaderan untuk mencetak generasi berakhlak mulia.
“Kader IMM adalah inti masyarakat utama, yang selalu menyebarkan cita-cita kemerdekaan, kemuliaan, dan kemaslahatan masyarakat sesuai dengan semangat pembebasan dan pencerahan yang dibawa oleh Nabiyullah Muhammad SAW.”
Terdapat tiga pendekatan dalam meneladani jalan hidup para Nabi. Pertama, memahami Misi Penciptaan Manusia. Mengutip Surat Al-Baqarah ayat 30, yang menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi. Peran ini bukan sekadar jabatan, tetapi amanah besar untuk menjaga keseimbangan dunia.
Hal ini diperjelas dalam Surat Ar-Rahman, yang mengingatkan kita untuk menjaga keseimbangan, menegakkan keadilan, dan senantiasa hidup dengan harmoni. Allah menciptakan manusia untuk mengatur dan menjaga keseimbangan di bumi. Ini adalah tugas yang sangat mulia, tetapi juga penuh tantangan.
Sebagai kader IMM dan intelektual Muslim, kita harus memahami bahwa kepemimpinan sebagai khalifah bukan tentang kekuasaan, melainkan tentang tanggung jawab untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan umat.
Kedua, memahami Tujuan Diturunkannya Wahyu. Para Nabi selalu memperjuangkan ajaran wahyu yang diturunkan kepada mereka, maka penting bagi kita untuk memahami tujuan wahyu itu sendiri. Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan yang benar dan kabar gembira bagi umat manusia (QS. Al-Isra ayat 9) mengandung tujuan untuk memimpin manusia ke jalan keselamatan dan kebenaran (QS. Al-Maidah ayat 15-16).
QS. Al-An’am ayat 19 menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan sebagai peringatan dan pengingat bagi manusia. Sementara itu, QS. Al-Jasiyah ayat 20 menjelaskan bahwa Al-Qur’an bertujuan agar manusia menjadikannya sebagai pedoman hidup, petunjuk, dan rahmat.
Ketiga, memahami Kondisi Masyarakat yang Dihadapi Para Nabi. Para nabi diutus ke masyarakat yang sedang menghadapi krisis moral dan spiritual. Nabi Ibrahim dihadapkan pada masyarakat penyembah berhala, Nabi Isa diutus kepada kaum Nasrani, Nabi Musa kepada kaum Bani Israil, dan Nabi Muhammad SAW datang di tengah masyarakat jahiliyah.
Jalan hidup para Nabi selalu membawa misi penerangan, pembebasan, dan penyelamatan umat manusia. Mereka memberikan petunjuk agar umat manusia mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dari tiga pendekatan di atas, kita mengetahui bahwa perjuangan para Nabi adalah membangun masyarakat, menegakkan ketauhidan, dan menolong umat manusia yang tersesat. Jika kita melihat kondisi sekarang, kita juga menghadapi berbagai ketimpangan sosial dan ketidakadilan.
IMM sebagai organisasi intelektual Islam harus hadir untuk mengingatkan, mengoreksi, dan membawa masyarakat kembali kepada nilai-nilai kebenaran. Semangat Muhammadiyah sebagai organisasi pencerahan umat harus menjadi panduan dalam menciptakan kemakmuran dan semangat Islam berkemajuan yang menghasilkan masyarakat yang adil dan makmur.
Sebagai organisasi otonom, kader IMM harus senantiasa membawa misi Muhammadiyah dalam perjuangan dakwah dan proses perkaderan. Setiap kader IMM, baik anggota, pimpinan, maupun alumni, harus memiliki kesadaran untuk meneladani jalan hidup para Nabi. Ini adalah jalan kebahagiaan pengabdian seorang hamba melalui organisasi yang membentuk kader-kader penerus perjuangan Nabi, yaitu menegakkan keadilan, membawa petunjuk kebenaran dan kebahagiaan, serta membangun masyarakat untuk kembali kepada keseimbangan.
Memang, perjuangan ini penuh dengan ujian dan tantangan, baik dari godaan kepentingan pribadi, kemalasan, dinamika internal, maupun tantangan eksternal organisasi. Oleh karena itu, untuk menjadi penerus perjuangan para Nabi, kader IMM harus memiliki paradigma kebermaknaan dalam ibadah dan kesabaran dalam perjuangannya.
Teringat syair yang diberikan oleh Guru kami sebagai motivasi agar tetap istikamah di jalan perjuangan: “Bersabarlah, berdoalah, hayatilah perjuangan para Nabi. Pasti akan kau temukan kebermaknaan, pengorbanan, ketahanan, dan keikhlasan mereka dalam berjuang.”
Pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan ini, marilah kita jadikan waktu untuk merenung dan merencanakan strategi agar kita dapat sukses dan istikamah dalam meneruskan perjuangan para Nabi, baik dalam keberhasilan pribadi maupun dalam kesuksesan organisasi. Semoga Allah meridai, merahmati, dan menolong hamba-Nya yang ikhlas dalam perjuangan dakwah ini. Aamiin. (*)