Kelompok manusia yang menjadi hamba dunia biasanya lupa terhadap hukum dan aturan Allah SWT.
Makanan yang mereka makan jika subhat membuat mereka meninggalkan yang sunnah, dan jika yang dimakan itu haram pasti akan meninggalkan kewajiban dengan berbuat dosa membuat tingkah lakunya konyol.
Hati hati dengan tipu daya setan dengan terbentangnya dunia.
Allah SWT berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَآءَنَا وَرَضُوْا بِا لْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَا طْمَاَ نُّوْا بِهَا وَا لَّذِيْنَ هُمْ عَنْ اٰيٰتِنَا غٰفِلُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan (kehidupan) itu, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,”
(QS. Yunus 10: Ayat 7)
Dunia sebagai kesenangan sementara terkadang membuat orang lupa dan terlena lalu berbuat dosa dengan melakukan maksiat. Sungguh pun dunia ini kenikmatan yang sementara, kaum muslimin tidak boleh abai dan acuh tak mau bekerja atau bersaing.
Rasulullah Saw bersabda: “Dua raka’at salat fajar lebih baik dari pada dunia dan seluruh isinya.”
Ambillah dunia dalam genggaman-mu saja, namun janganlah engkau masukkan dalam hatimu nanti akan celaka.
Mentadaburi Ayat ayat berikut ini agar bisa terhindar dari fitnah dunia.
1. Dunia sebagai kesenangan bagi orang yang kafir
زُيِّنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُوْنَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۘ وَا لَّذِيْنَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَا للّٰهُ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَآءُ بِغَيْرِ حِسَا بٍ
“Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kafir, dan mereka menghina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu berada di atas mereka pada hari Kiamat.
Dan Allah memberi rezeki kepada orang yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 212)
2. Dunia yang menjadi rebutan manusia
زُيِّنَ لِلنَّا سِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَا لْبَـنِيْنَ وَا لْقَنَا طِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَا لْفِضَّةِ وَا لْخَـيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَا لْاَ نْعَا مِ وَا لْحَـرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَا عُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَا للّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰ بِ
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 14)
3. Jangan terperdaya oleh tipu daya orang kafir
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِى الْبِلَا دِ
“Jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh kegiatan orang-orang kafir (yang bergerak) di seluruh negeri.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 196)
مَتَا عٌ قَلِيْلٌ ۗ ثُمَّ مَأْوٰٮهُمْ جَهَنَّمُ ۗ وَ بِئْسَ الْمِهَا دُ
“Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat kembali mereka ialah Neraka Jahanam. (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat tinggal.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 197)
4. Kitab Bulughul Maram tentang kehidupan duniawi yang tidak bisa digunakan sebagai tujuan utama.
Hadis ke -1232
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( تَعِسَ عَبْدُ اَلدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ ) أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: Celakalah hamba-hamba dinar dirham dan kain beludru. Jika diberi ia rela dan jika tidak diberi ia tidak rela.
(Riwayat Bukhari.)
5. Kajian Tafsir Ibnu Katsir tentang kehidupan duniawi yang penuh dengan tantangan harus dihadapi dengan iman
Al-Hijr, ayat 2-3
رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ (2) ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الأمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (3)
Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). (Al-Hijr: 2-3)
