Mereka Mengira di Alam Kubur Hanya Beberapa Hari

www.majelistabligh.id -

Hadis berpredikat garib bila ditinjau dari segi jalurnya.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Husain ibnu Ali As-Sada’i, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnul Qasim, dari Yazid ibnu Kaisan, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa ketika Abu Bakar dan Umar sedang duduk,’ maka datanglah Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) kepada keduanya, lalu beliau (shallallahu ‘alaihi wasallam) bertanya, “Apakah yang membuat kamu berdua duduk di sini?” keduanya menjawab, “Demi Tuhan Yang telah mengutus engkau dengan hak, tiada yang menyebabkan kami keluar melainkan rasa lapar.” Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda; “Demi Allah yang telah mengutusku dengan hak, tidak ada yang mendorongku keluar selain dari alasan yang sama.” Lalu mereka pergi hingga sampai di rumah seorang lelaki dari kalangan Ansar, maka mereka disambut oleh seorang wanita, dan Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bertanya kepada wanita itu, “Kemanakah si Fulan (suaminya)?” Wanita itu menjawab bahwa suaminya sedang pergi untuk menyejukkan air minum buat dia dan keluarganya. Tidak lama kemudian datanglah orang yang dicari mereka dengan membawa qirbah wadah airnya, dan ia langsung berkata menyambut mereka, “Marhaban (selamat datang), tiada seorang tamu pun berkunjung kepada seseorang lebih afdal daripada Nabi yang hari ini datang berkunjung kepadaku.” Lalu ia menggantungkan qirbah wadah airnya ke pohon kurma dan ia pergi, kemudian datang lagi dengan membawa setandan buah kurma. MakaNabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda kepadanya, “Bukankah engkau telah memetik buah kurmamu?” Lelaki itu menjawab “Aku ingin menghormati kalian dengan rnenyajikan makanan yang masih segar menurut kesukaan kalian.” Kemudian ia mengambil pisau besar (untuk menyembelih kambing), maka Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda, “Janganlah kamu sembelih kambing yang sedang menyusui.” Ia menyembelih kambing buat mereka di hari itu dan mereka makan makanan yang telah disajikan, lalu Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda:

“لَتُسْأَلُنَّ عَنْ هَذَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ. أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمُ الْجُوعُ، فَلَمْ تَرْجِعُوا حَتَّى أَصَبْتُمْ هَذَا، فَهَذَا مِنَ النَّعِيمِ”

Sungguh kamu akan ditanyai mengenai hal ini kelak di hari kiamat. Kamu keluar karena terdorong oleh rasa lapar, dan sebelum pulang kamu telah mendapatkan semua ini, dan ini termasuk dari nikmat.

Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Yazid ibnu Kaisan dengan sanad yang sama. Abu Ya’la dan Ibnu Majah telah meriwayatkan melalui hadis Al-Mukari, dari Yahya ibnu Ubaidillah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Abu Bakar dengan lafaz yang sama. Arba’ah telah meriwayatkan hadis ini melalui Abdul Malik ibnu Umair, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah dengan teks yang semisal dan juga kisahnya.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraih, telah menceritakan’kepada kami Hasyraj, dari Abu Nadrah, dari Abu Asib maula Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) yang telah menceritakan bahwa di suatu malam Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) keluar. lalu lewat di dekat rumahku, maka beliau memanggilku dan aku pun keluar menemaninya. Lalu Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) melewati rumah Abu Bakar dan memanggilnya, maka Abu Bakar keluar dan bergabung bersamanya. Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) berangkat meneruskan perjalannya hingga sampailah di sebuah kebun kurma milik seorang Ansar dan beliau memasukinya, lalu berkata kepada pemilik kebun itu, “Berilah kami makan.” Lalu pemilik kebun itu datang dengan membawa setandan buah kurma, dan Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) makan bersama sahabat-sahabatnya, kemudian meminta air sejuk dan minum, lalu bersabda: Sesungguhnya kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang ini kelak di hari kiamat. Maka Umar mengambil ketandan buah kurma itu dan memukulkannya ke tanah hingga buahnya yang gemading berceceran di hadapan Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam)., kemudian Umar bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita sungguh akan dimintai pertanggungjawaban tentang ini kelak di hari kiamat?” Maka Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) menjawab:

“نَعَمْ، إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: خِرْقَةٌ لَفَّ بِهَا الرَّجُلُ عَوْرَتَهُ، أَوْ كَسْرَةٌ سَدَّ بِهَا جَوْعَتَهُ، أَوْ جُحْرٌ تَدخَّل فِيهِ مِنَ الْحَرِّ وَالْقَرِّ”

Ya, kecuali tiga hal, yaitu kain yang digunakan oleh seseorang untuk menutupi aurat tubuhnya, atau sepotong roti yang dimakan untuk menutup rasa laparnya, atau rumah tempat bernaungnya dari kepanasan dan kedinginan.

Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Ammar; ia pernah mendengar Jabir ibnu Abdullah mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam)., Abu Bakar, dan Umar memakan buah kurma dan minum air, setelah itu Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda:

“هَذَا مِنَ النَّعِيمِ الَّذِي تُسْأَلُونَ عَنْهُ”

Ini termasuk nikmat yang kamu akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya.

Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Hammad ibnu Salamah, dari Ammar ibnu Abu Ammar, dari Jabir dengan lafaz yang sama.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr, dari Safwan ibnu Sulaim, dari Mahmud ibnur Rabi’ yang mengatakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. (At-Takatsur: 1) Ia meneruskan bacaannya sampai pada firman-Nya: kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia ini). (At-Takatsur: 8) Maka para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tentang nikmat apakah yang kami akan ditanyai mengenainya? Padahal sesungguhnya hanya kurma dan air, dan pedang kami yang selalu tersandang, sedangkan musuh menghadang di hadapan. Lalu nikmat apakah yang akan dipertanyakan kepada kami?” Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) menjawab, “Ingatlah, sesungguhnya pertanyaan tentang hal itu pasti akan terjadi.”

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Amir alias Abdul Malik ibnu Amr, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Mu’az ibnu Abdullah ibnu Habib, dari ayahnya, dari pamannya yang mengatakan bahwa kami berada di suatu majelis, lalu muncullah Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam)., sedangkan di kepala beliau terdapat bekas air. Maka kami berkata, “Wahai Rasulullah, kami melihat engkau dalam keadaan senang.” Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) menjawab, “Ya.” Kemudian orang-orang berbincang-bincang tentang kekayaan. Maka Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda:

“لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى اللَّهَ، وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى اللَّهَ خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى، وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النَّعِيمِ”

Tidak mengapa kekayaan itu bagi orang yang bertakwa kepada Allah, dan sehat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa kepada Allah daripada kekayaan, dan senang hati lebih baik daripada kesenangan.

 

Tinggalkan Balasan

Search