Peringatan Milad ke-113 Muhammadiyah yang digelar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur berlangsung penuh refleksi. Dalam acara ini, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, menyampaikan pesan kuat tentang bahaya korupsi, pentingnya tata kelola organisasi yang kredibel, serta urgensi pendidikan sebagai investasi masa depan bangsa.
Dalam sambutannya, Prof Mu’ti mengingatkan, korupsi bukan hanya merusak sistem, tetapi juga menghancurkan peradaban suatu bangsa.
“Jangan korupsi. Itu menghancurkan bangsa. Kalau ada orang mengambil kesempatan dalam kegiatan kita, itu tanda tak punya hati. Muhammadiyah harus tetap menjaga kredibilitas,” tegas Mu’ti yang juga menjabat Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) itu di hadapan peserta Milad.
Akuntabilitas Jadi Ciri Khas Muhammadiyah
Dijelaskanya, Muhammadiyah hingga kini tetap diakui sebagai organisasi Islam yang sangat rapi dalam tata kelola administrasi dan keuangan.
“Saya belum tahu ada organisasi Islam lain yang setertib Muhammadiyah. Dari nomor surat, warna kop, sampai font—semua jelas aturannya. Kalau ada yang berbeda, itu pasti palsu,” ujarnya disambut tawa hadirin.
Menurutnya, tradisi akuntabilitas ini menjadi modal sosial yang tak ternilai. Kepercayaan masyarakat terhadap Muhammadiyah dibangun dari transparansi, integritas, dan disiplin administrasi yang konsisten.
Dalam rangkaian Milad ke-113 ini, Prof Mu’ti juga menyoroti pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang, bukan sekadar pengeluaran.
“Pendidikan itu investasi, bukan spending. Anak-anak kita harus lebih baik daripada kita. Itulah makna tarbiyahnya,” ungkap Abdul Mu’ti.
Ia menjelaskan bahwa Al-Qur’an menyebut urusan dunia dan akhirat sebanyak 115 kali, dan keduanya harus dikelola secara seimbang. “Carilah kebahagiaan akhirat, tapi jangan tinggalkan bagianmu di dunia. Dunia penting, akhirat penting. Kebahagiaan itu harus jasmani dan rohani,” jelasnya.
Ia juga menyinggung fenomena kegaduhan digital dan meningkatnya kasus perilaku menyimpang di kalangan remaja yang sebagian dipicu oleh budaya media sosial.
“Banyak anak yang mengalami gangguan karena dibully di media sosial. Ini bagian dari kesalehan digital yang harus kita bangun bersama,” katanya.
Menurutnya, keluarga tetap menjadi fondasi utama pembentukan karakter anak. Kebersamaan, kejujuran, dan keteladanan adalah kunci agar anak tumbuh sehat secara mental dan spiritual.
Menjaga Spirit Muhammadiyah: Dinamis, Kreatif, dan Tidak Kolot
Menutup tausiyah Milad, Mu’ti mengingatkan agar Muhammadiyah tidak berhenti berinovasi.
“Jangan kolot. Kalau berhenti, kita akan tergilas zaman. Yang baik terus diperbaiki, yang belum baik diperbarui. Kita bekerja bukan hanya untuk organisasi, tetapi untuk memperbaiki bangsa,” pesannya.
Peringatan Milad Muhammadiyah ke-113 oleh PWM Jatim ini menjadi ruang evaluasi dan afirmasi kembali visi besar Muhammadiyah: membangun manusia Indonesia yang sejahtera secara material maupun spiritual.
Dengan spirit antikorupsi, akuntabilitas yang kuat, penguatan pendidikan, dan kesadaran digital, Muhammadiyah diharapkan tetap menjadi pelopor gerakan pencerahan di tanah air. (abd wahab)
