Muhammadiyah Kediri Raya Gelar Rakor Regional, Tekankan Dakwah Digital dan Penguatan Cabang-Ranting

Muhammadiyah Kediri Raya Gelar Rakor Regional, Tekankan Dakwah Digital dan Penguatan Cabang-Ranting
www.majelistabligh.id -

Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCR-PM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menggelar Rapat Koordinasi Regional Kediri Raya di Masjid Al-Fattah, Tulungagung, Ahad (7/9/2025).

Kegiatan ini dihadiri jajaran PDM se-Kediri Raya, Ketua LPCR dan PM, serta perwakilan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dari Tulungagung, Kediri Kabupaten, Kediri Kota, Blitar Kabupaten, Blitar Kota, dan Trenggalek. Acara ini menjadi momentum strategis untuk mengokohkan peran cabang-ranting Muhammadiyah di tingkat akar rumput.

Muhammadiyah Kediri Raya Gelar Rakor Regional, Tekankan Dakwah Digital dan Penguatan Cabang-Ranting
Peserta Rakor LPCR- PM Regional Kediri Raya di Masjid Al-Fattah Tulungagung. (roi)

Dalam sambutannya, Ahmad Fanani salah satu jajaran LPCR dan PM PWM Jatim menegaskan pentingnya dakwah berbasis digital sebagai jawaban atas tantangan zaman. “Gerakan Muhammadiyah harus mampu hadir di ruang digital untuk menjangkau generasi muda dan masyarakat luas,” ujarnya.

Ia menekankan, dakwah tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan konvensional, melainkan perlu adaptasi dengan teknologi komunikasi modern.

Sementara itu, Muhammmad Ridlo yang juga penyelenggara acara Rakor LPCR dan PM PWM Jawa Timur menekankan urgensi pengembangan cabang-ranting dengan memperhatikan aspek legalitas.

“Kita dorong setiap cabang dan ranting untuk akselerasi pemasangan plang nama resmi dan mengurus legalitasnya agar lebih kokoh secara kelembagaan,” jelasnya.

Menurutnya, penguatan kelembagaan akan menjadi fondasi bagi keberlanjutan amal usaha Muhammadiyah di berbagai daerah.

Rakor juga menyoroti pentingnya dakwah kolaboratif dengan Majelis Tabligh, terutama dalam hal manajemen dakwah digital. Strategi ini mencakup kerja sama dengan media afiliasi Muhammadiyah Jawa Timur agar pesan dakwah lebih luas menjangkau masyarakat. Para peserta sepakat, integrasi dakwah kolaboratif dapat memperkuat posisi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah modern yang adaptif dengan kebutuhan umat masa kini.

M Roissudin, Ketua PRM Mangundikaran Utara Kecamatan Nganjuk salah satu peserta, menambahkan perspektif yang lebih dekat dengan generasi muda.

“Masjid dan ranting harus ramah dengan kelompok milenial, jika perlu sediakan kopi dan wifi agar mereka akrab dengan Masjid Muhammadiyah,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa masjid bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat interaksi sosial yang mampu menarik hati kaum muda.

Selain itu, ia menekankan pentingnya masjid sebagai pusat solusi umat sekaligus ramah anak. “Jangan mengkaji soal surga neraka terus, tapi tema-tema ekonomi dan problem sosial lain juga menarik jadi bahan kajian,” pungkasnya.

Gagasannya mendapatkan apresiasi dari peserta rakor yang melihat pendekatan tersebut sebagai jalan membumikan dakwah di era milenial.

Rapat koordinasi ini juga membahas pembentukan Kantor Layanan LAZISMU di tingkat cabang dan ranting. Program ini diharapkan memperkuat basis filantropi Muhammadiyah sekaligus meningkatkan pelayanan sosial kepada umat. Dengan demikian, kehadiran Muhammadiyah tidak hanya dirasakan di masjid, tetapi juga dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan pemberdayaan sosial.

Masjid Al-Fattah, salah satu masjid unggulan binaan PDM Tulungagung, menjadi tuan rumah penyelenggaraan rakor ini. Selain sebagai simbol penguatan dakwah, masjid tersebut juga menjadi pusat pembinaan umat di kawasan Tulungagung. Rakor ditutup dengan seruan bersama untuk memperluas jaringan dakwah yang inklusif, modern, dan berorientasi pada solusi problem sosial masyarakat. (red/ro)

Tinggalkan Balasan

Search