Mukjizat Nabi Muhammad SAW

Mukjizat Nabi Muhammad SAW
*) Oleh : Muhammad Nashihudin, MSi
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
www.majelistabligh.id -

Hadis berpredikat garib sekali, dan konteksnya sangat aneh, ia hanya diriwayatkan oleh Al-Qasim ibnu Abdur Rahman. Yahya ibnu Mu’in mengatakan tentangnya, bahwa ia adalah orang yang tidak pantas menjadi rawi hadis. Abu Hatim Ar-Razi menilainya daif; sedangkan menurut Ibnu Addi, Al-Qasim ibnu Abdur Rahman adalah perawi yang tidak dikenal.

Menurut kami hadis ini bercampur aduk, sesuatu dimasukkan ke dalam sesuatu yang lain, dan suatu hadis dimasukkan ke dalam hadis lainnya menjadi satu. Dapat dikatakan bahwa perawinya sengaja melakukan pencampuradukan itu atau memasukkan ke dalamnya sesuatu yang lain. Hanya Allah-lah yang lebih mengetahui kebenarannya.

Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

{وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى}

Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. (Thaha: 7)

Yakni Al-Qur’an ini diturunkan oleh Tuhan yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi, yang mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{قُلْ أَنزلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ إِنَّهُ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا}

Katakanlah, “Al-Qur’an ini diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Furqan: 6)

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. (Thaha: 7) Yang dimaksud dengan rahasia ialah apa yang disembunyikan oleh anak Adam dalam hatinya, sedangkan yang lebih tersembunyi ialah apa yang tidak diketahui oleh anak Adam, padahal ia yang mengerjakannya. Maka Allah mengetahui kesemuanya itu. Pengetahuan Allah tentang apa yang telah berlalu dari hal ini dan apa yang akan datang meliputi semuanya, dan semua makhluk bagi Allah dalam hal ini sama dengan salah satu dari mereka. Seperti yang disebutkan oleh Firman-Nya dalam ayatyang lain, yaitu:

{مَا خَلْقُكُمْ وَلا بَعْثُكُمْ إِلا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ}

Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kalian (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. (Luqman: 28)

Ad-Dahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. (Thaha: 7) Arti sirr ialah sesuatu yang dibicarakan olehmu dalam dirimu, sedangkan akhfa ialah sesuatu yang belum kamu bicarakan dalam dirimu.

Sa’id ibnu Jubair mengatakan, “Anda mengetahui apa yang Anda rahasiakan hari ini, tetapi Anda tidak akan mengetahui apa yang bakal Anda rahasiakan keesokan harinya. Allah mengetahui apa yang Anda rahasiakan hari ini dan apa yang akan Anda rahasiakan keesokan harinya.

Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, “Akhfa” bahwa yang dimaksud dengannya ialah bisikan hati. Dan ia serta Sa’id ibnu Jubair mengatakan pula bahwa akhfa artinya sesuatu yang dilakukan oleh manusia tanpa diniatkannya dahulu dalam hatinya.

Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

{اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى}

Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Dia mempunyai asma-ul husna (nama-nama yang baik). (Thaha: 8)

Yakni Tuhan Yang menurunkan Al-Qur’an kepadamu. Dialah Allah Yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang mempunyai nama-nama yang baik dan sifat-sifat yang tinggi. Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan asma-ul husna ini berikut keterangannya, yaitu dalam tafsir ayat-ayat terakhir dari surat Al-A’raf.

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Search