“Prayer is a life compass, so don’t ever leave prayers so as not to get rid of the direction in living life”
“(Salat adalah kompas hidup, jadi jangan pernah meninggalkan salat agar tidak kehilangkan arah dalam menjalani hidup)”
Banyak orang terlena dengan gemerlap dunia, mengejar popularitas, kehormatan, dan pengakuan. Mereka merasa aman di zona nyaman yang dibangun dari sanjungan dan pujian manusia. Namun, ada sebuah pertanyaan tajam yang akan meruntuhkan semua itu di akhirat nanti.
Ketika di hadapan malaikat, para penghuni neraka yang dulunya terpandang di dunia akan ditanya dengan nada merendahkan, “Mengapa kamu bisa masuk ke sini? Bukankah dulu kamu begitu hebat dan terhormat?” Jawaban mereka begitu singkat, namun penuh penyesalan. “Kami dulu tidak salat.”
Jawaban ini bukan hanya sekadar kalimat, melainkan sebuah pengakuan jujur yang menghancurkan. Mereka sadar bahwa semua popularitas, kekuasaan, dan kekayaan yang mereka miliki tidak bisa menolong mereka dari api neraka karena satu hal yang fundamental, mereka telah meninggalkan salat.
Kisah ini adalah pengingat bagi kita semua, bahwa salat bukanlah sekadar kewajiban, melainkan sebuah fondasi utama dalam beragama.
Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya,
مَا سَلَكَكُمْ فِيْ سَقَرَ (٤٢) قَالُوْا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّيْنَۙ (٤٣)
Artinya:
”Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar? ”Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan salat,(Qs. Al-Muddassir: 42-43)
Ayat ini menjelaskan bahwa golongan kanan berada dalam kamar surga yang penuh kenikmatan, sementara golongan yang berdosa bergelimang dalam azab neraka. Namun demikian, mereka dapat saling bertanya, “Kenapa engkau sampai dimasukkan ke dalam neraka itu?”
Mereka menjawab dengan jujur dan terus terang bahwa mereka tidak mengerjakan salat di atas dunia dahulu, berbeda dengan orang-orang mukmin yang tetap melaksanakan salat. Sebab waktu itu mereka tidak yakin sedikit pun bahwa hal itu memang sebenarnya diperintahkan Allah SWT.
Dalam hadis, Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah SAW bersabda,
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ
Artinya:
“(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan salat.” (HR. Muslim no. 257)
Hadis ini mempertegas pentingnya salat sebagai tiang agama Islam, dengan meninggalkan salat berarti meruntuhkan pilar keislaman tersebut. Dalam hadis lain, Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda,
بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Artinya :
“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan salat, (3) menunaikan zakat, (4) naik haji ke Baitullah -bagi yang mampu-, (5) berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari No. 8 dan Muslim No. 16)
Jadi, salat adalah tiang agama. Ini adalah pembeda antara seorang muslim dan non-muslim. Jagalah salatmu, pertahankan ibadahmu, dan bagi yang belum melaksanakannya, segeralah bergegas sebelum pintu hidayah tertutup. Jangan biarkan penyesalan yang terlambat menghampiri di hari perhitungan, di mana popularitas dan kekuasaan tidak lagi memiliki arti.
Semoga bermanfaat.
