Apakah ada korelasi antara Ketua Umum PP dengan corak produk Fatwa Tarjih ?
Saya berkata: Muhammadiyah saat sekarang abai terhadap pemikiran harakah Islam, tapi lebih fokus bikin amal usaha. Jarang atau bahkan tidak ada sama sekali produk pemikiran Muhammadiyah sebagai harakah Islam berkemajuan, tegasnya: Gerakan amal lebih dominan ketimbang gerakan pemikiran
Bukan tentang khilaf yang dibahas berulang, tapi migrasi pemikiran ulama Muhammadiyah dan rentang masa yang diformalkan dalam bentuk fatwa tarjih
Kenapa Produk Fatwa .. ? sebab produk Fatwa Tarjih lebih mudah diidentifikasi, kedua secara leterlijk dapat menggambarkan pemikiran dan suasana batin ulama Muhammadiyah dalam menyikapi berbagai masalah.
Mengklasifikasi dan mengkategorisasi jenis fatwa apakah fatwa itu miring ke kiri, miring ke kanan atau kokoh di tengah sebagai jangkar Harakah Islam Wasathiyah.
Perjalanan pemikiran keberagamaan para Ulama Muhammadiyah yang tergambar dalam produk Fatwa Tarjih dapat dipilah pada tiga masa, di mana Muhammadiyah mengalami perubahan corak pemikiran paradigmatik yang evolutif meski terkesan esktrem:
– Pertama masa Kiai Dahlan
– Kedua masa tarjih qaul qadim
– Ketiga masa tarjih qaul jadid
Pembagian ini sifatnya tetantif bermaksud dapat mengkaji dengan simpel dan sederhana.
Tiga rentang masa ini dijadikan tolak ukur dengan indikator subyektif-normatif, dengan menggunakan studi fenomenologis, menarasikan, mengkategori, mengklasifikasi dan mengambil beberapa simpulan dengan tetap berupaya menjaga jarak agar tetap obyektif dan proporsionaal
Masa Kiai Dahlan adalah masa di mana Tarjih belum dibentuk, keberagamaan Kiai Dahlan dan para santrinya relatif tidak banyak berbeda dengan amalam umat Islam kebanyakan, meski pada saat kiai Dahlan, Nahdlatul Ulama (NU) belum lahir.
Gagasan orisinil-otentik Kiai Dahlan adalah pembaharuan dan pemodernan menempati urut pertama. Di indikasikan dari empat Majelis yang dibentuk Kyai Dahlan: Majelis Poestaka, Majelis Tabligh, Majelis Pendidikan, Majelis Penolong Kesengsaraan Oemoem dan Badan Penolong Urusan Hadji.
Kiai Dahlan memberi corak berpikir maju, kontekstual dan modern. Melawan kemapanan dan jumud. Kiai Dahlan bukan kiai biasa. Sebab itu Kiai Dahlan tidak dikenal sebagai ahli tafsir, ahli hadits atau ahli fiqh. Kiai Dahlan adalah prakmatikus (pengamal) agama — meminjam istilah Carl Whyterington.
Gagasan purifikasi dan pemurnian melawan TBC, kencang pada masa pasca Kiai Dahlan yang diformalisasi dalam bentuk Majelis Tarjih tahun 1927 masa kepemimpinan Kiai Mas Mansur Ndresmo. Masa ini saya duga: Ada peristiwa : ‘Perampokan Ideologi’. Pendulum pemikiran ulama Muhammadiyah mengalami perubahan signifikan. Sejak saat itu jargon kembali Al Qur’an dan Hadis mulai dikenalkan.
Pergolakan dan konflik keci-kecil dengan ulama tradisional mulai meruak, terutama di Padang Pariaman pada perang Paderi : Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh, Tuanku Tambusae dan kawan kawan menjadi awal perseteruan ulama tradisional melawan gerakan pemurnian dan purifikasi kian meluas.
Studi tentang migrasi pemikiran Ulama Muhammadiyah ini akan berlangsung selama setahun melewati beberapa tahapan : Seminar Proposal, FGD, Seminar hasil, termasuk studi literasi dan dokumentasi produk fatwa, klasifikasi berdasar konten dan relasi dengan periodesasi Ketua Umum PP dan ulama tarjih yang memfatwakan.
Robbi zidni ilman. Warzuqni fahma. Yafqahu qauli. Waya shirli amri .. aamin. (*)
