*) Oleh: Muhammad Nashihudin, MSi
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
Sesungguhnya setiap orang yang merantau pasti ingin pulang kampung setelah sekian lama meninggalkan kampung halaman. Pulang kampung dengan membawa oleh-oleh dan pengalaman kesuksesan di tempat mereka bekerja.
Begitu pula hidup di dunia ini bagaikan seseorang yang menggembara, menempuh perjalanan yang suatu saat pasti akan mengarah pada kampung akhirat. Karena dunia ini bukanlah tujuan utama, melainkan hanya tempat singgah sementara.
Setiap insan yang hidup di dunia menginginkan usia yang panjang, sehat, dan sukses, walaupun harus berjuang siang dan malam, banting tulang untuk mencapainya. Namun, setiap makhluk, termasuk manusia, akan meninggalkan dunia ini, baik cepat atau lambat, suka atau tidak suka. Kematian akan datang tanpa bisa dihindari.
Namun, kematian bukanlah akhir segalanya. Justru, itu adalah awal dari fase kehidupan berikutnya, yaitu alam barzah yang akan membawa kita menuju alam akhirat.
Pertanyaannya adalah, sudah cukupkah bekal yang kita persiapkan untuk “pulang kampung” ke akhirat? Sudah siapkah kita berjumpa dengan Allah SWT?
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤاَ يَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
“Wahai jiwa yang tenang!”
ارْجِعِيْۤ اِلٰى رَبِّكِ رَا ضِيَةً مَّرْضِيَّةً
“Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.”
فَا دْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِى
“Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,”
وَا دْخُلِيْ جَنَّتِى
“dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
(QS. Al-Fajr 89: Ayat 27- 30)
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِ نَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَا لشَّهَا دَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.””
(QS. Al-Jumu’ah 62: Ayat 8)
Nasihat kehidupan dan kematian sebagai bekal agar sukses dunia akhirat.
Karena Hidup di dunia hanyalah ini sementara sedangkan akhirat kehidupan untuk selamanya.
Oleh karena itu marilah kita berbekal dengan amal saleh.
Kampung akhirat adalah tempat istirahat dan bermanja dengan hasil baik seorang muslim.
Kampung akhirat adalah kampung orang orang yang sukses
1.Kematian sebagai awal kebahagiaan bagi orang orang mukmin
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَاِ نَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّا رِ وَاُ دْخِلَ الْجَـنَّةَ فَقَدْ فَا زَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَا عُ الْغُرُوْرِ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 185)
2. Kematian pasti ikuti kehidupan
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِا لشَّرِّ وَا لْخَيْرِ فِتْنَةً ۗ وَاِ لَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.”
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 35)
3. Peringatan
Bulughul maram, hadis ke-425
وَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ اَلْمَوْتَ لِضُرٍّ يَنْزِلُ بِهِ, فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ مُتَمَنِّيًا فَلْيَقُلْ: اَللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ اَلْحَيَاةُ خَيْرًا لِي, وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ اَلْوَفَاةُ خَيْرًا لِي ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah sekali-kali seseorang di antara kamu menginginkan mati karena kesusahan yang menimpanya, bila ia benar-benar menginginkannya hendaknya ia berdoa: Ya Allah hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku dan wafatkanlah aku jika sekiranya itu lebih baik bagiku.” Muttafaq Alaihi.