Rasulullah Saw teladan hidup sepanjang zaman, hidup tidak pernah mengenal pensiun. Selagi fisik dan jiwa sehat dan diberi kekuatan tidak boleh berhenti beraktifitas untuk kebermanfatan bagi diri sendiri dan banyak orang. Ibadah amal saleh tidak mengenal berhenti. Justru di usia tua, kedewasaan, pengalaman dan kebijaksanaan menjadi bekal mendidik dan membimbing generasi muda dan lebih giat dalam ibadah untuk bekal menuju akhirat.
Allah perintahkan untuk terus beramal saleh selama kita masih hidup
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.” (Qs. At Taubah 105)
Bahkan Allah perintahkan supaya beribadah sampai datang kematian
Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu.(Qs Al Hijr 99)
Bagi sebagian orang, usia tua adalah saatnya pensiun, berhenti dari aktifitas. Dalam Islam tidak mengenal pensiun tetapi beralih dari pekerjaan satu ke pekerjaan yang lain.
Rasulullah Saw Tetap Produktif di Usia 60 tahun
Rasulullah Saw diangkat menjadi rasul pada usia 40 tahun, beliau memikul amanah yang berat membawa risalah Islam dan mendakwahkannya sampai umur 63 tahun. Beberapa perang besar dan Rasulullah Saw memimpin langsung pasukan di medan tempur terjadi pada usia 61-63 tahun.
1.Fathu Makkah terjadi pada 20 Ramadhan 8 H. Rasulullah Saw memimpin pasukan sebanyak sembilan ribu orang. Jumlah pasukan yang banyak dengan memerlukan kekuatan fisik dan mental. Berjalan kaki dan naik unta dari Madinah menuju Makkah dengan jarak tempuh 440 km melewati lembah, padang pasir di terik matahari yang panas. Dengan semangat gegap gempita Rasulullah Saw. dan pasukannya memasuki kota Makkah tanpa perlawanan yang berarti.
2.Perang Hunain
Setelah Fathu Makkah (pembebasan Makkah) beberapa kabilah Arab yang masih kafir, Hawazin dan Tsaqif merasa terancam, mereka kuatir Islam semakin kuat dan akan menaklukkan mereka sehingga mereka bersekutu menghadapi umat Islam. Jarak tempuh 470 km dari Madinah ke Hunain dengan jumlah pasukan yang dipimpin Rasulullah Saw. Sebanyak dua belas ribu orang sedangkan pasukan Hawazin dan sekutunya sebanyak dua puluh ribu orang. Pasukan Islam memperoleh kemenangan gemilang.
3 Perang Tabuk
Setelah Rasulullah menaklukkan Makkah, muncul kekuatiran pasukan Romawi Timur terhadap kekuatan umat Islam. Mereka hendak menyerang wilayah Islam di Syam. Mendengar berita tersebut Rasulullah memimpin pasukan Islam sebanyak tiga puluh ribu pasukan. Jumlah pasukan terbanyak sepanjang sejarah, walaupun kondisi logistik sangat terbatas karena belum panen kurma, tidak mengendurkan semangat dengan menempuh jarak 650 km selama 15 hari.
Sampai di Tabuk tidak terjadi perang karena tentara Romawi lari ke benteng-benteng mereka karena takut dengan kekuatan umat Islam yang masih bugar, walapun telah menempuh perjalanan yang sangat jauh. Bahkan diantara penguasa Romawi menyerahkan jizyah kepada Rasulullah Saw. dan melakukan perjanjian damai. Pamor Romawi jatuh di kalangan bangsa Arab dan jazirah Arab dipersatukan oleh Rasulullah Saw.
Dari rangkaian aktifitas Rasulullah menunjukkan bahwa beliau tidak mengenal lelah dan pensiun di usia tua.
Menjelang wafat dalam keadaan sakit masih salat berjamaah, memberikan nasihat kepada para sahabat.
Rasulullah telah memberikan keteladanan kepada umat Islam, berbuat kebaikan dan kebermanfaatan bagi umat sampai wafat. (*)
