Tabungan Kebaikan

Tabungan Kebaikan

*) Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri

Hidup adalah perjalanan yang tak tertebak. Kadang kita meniti jalan yang terang, seolah semua semesta berpihak pada kita. Namun, ada pula saat sebuah langkah terasa berat, seperti menapaki jalan berbatu di tengah gelap. Di persimpangan-persimpangan itu, hati sering bertanya, “Apa yang akan menopangku melewati ini semua?”

Kebaikan. Itulah tabungan tak kasat mata yang sesungguhnya menjadi bekal paling berharga. Bukan tabungan yang berisi kepingan uang atau emas, tetapi tabungan amal yang mengisi ruang-ruang ruhani kita. Sebuah investasi yang tak pernah salah arah, dan tak pernah merugi.

Imam Al-Ghazali menjelaskan: “Kebaikan itu seperti cahaya yang menerangi hati. Ketika engkau menabur kebaikan, sesungguhnya engkau sedang menanam benih yang suatu hari akan menaungimu di bawah terik ujian kehidupan.”

Saat badai kehidupan menerjang, tabungan amal ini menjadi pelipur lara. Ia mengingatkan kita bahwa ada amal-amal baik yang telah kita semai – dan Allah, Yang Maha Baik, tak pernah menyia-nyiakan satu pun usaha itu.

Bukankah kadang-kadang kita merasa bisa bertahan bukan karena kekuatan kita semata? Saat hidup terasa begitu berat, ada kedamaian yang datang entah dari mana. Tabungan kebaikan menjelma menjadi malaikat penolong kita.

Kebaikan adalah doa yang berjalan ke masa depan, menanti kita di saat kita paling membutuhkannya. Ia melampaui batas waktu.

Yang luar biasa adalah mereka yang bahkan di tengah kesulitan tetap menabur kebaikan. Mereka tetap tersenyum, tetap mengulurkan tangan, tetap menjadi orang baik, meski kehidupan sedang tak berpihak.

Mereka adalah orang-orang yang percaya penuh bahwa Allah Maha Baik. Mereka, mungkin tanpa sadar, adalah para wali kehidupan, yang mengajarkan kita arti harapan, kesabaran, dan cinta tanpa syarat.

Tidak perlu menunggu momen besar untuk mulai menabung. Senyuman kecil, ucapan yang menyejukkan, mendengarkan keluh kesah seseorang, berbagi sedikit rezeki, atau bahkan tidak merusak diri ketika marah meluap – semua itu adalah koin-koin kecil yang mengisi celengan amal kita.

Sekadar pengingat diri untuk jiwaku ini yang mudah rapuh dan khilaf kala sengsara menerpa.

Kawan….kebaikan apa yang sudah kau tanam?

Semoga bermanfaat.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *