Tidak puas terhadap harta dunia merujuk pada perasaan kekosongan dan ketidakpuasan batin yang muncul ketika seseorang hanya mengejar kekayaan, status, atau kesenangan duniawi tanpa tujuan yang lebih besar, yang dapat menyebabkan stres dan kecemasan.
Dalam pandangan agama, sifat tersebut dapat berasal dari ketidakmampuan menerima nikmat yang diberikan, dan orang yang hanya mengejar dunia sering kali tidak pernah merasa cukup.
Manusia tidak pernah puas dengan harta, inilah ketidakpuasan manusia terhadap harta yang sering kita lihat. Itulah sifat dan watak orang zaman ini kecuali yang Allah beri taufik untuk menyikapi harta dengan benar. Ada yang menghabiskan waktunya hanya untuk urusan dunianya, sampai lupa melakukan ketaatan dan lalai akan kehidupan kekal di akhirat.
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.”
(Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048)
Penyebab ketidakpuasan duniawi adalah terlalu fokus pada materi,
mengejar kekayaan dan status tanpa akhir dapat mengarah pada ketidakpuasan mental yang berkelanjutan, seperti kemiskinan jiwa.
Serakah adalah sifat bawaan yang membuat manusia tidak pernah merasa cukup dengan apa yang dimiliki, seperti yang disebutkan dalam hadis tentang orang yang makan tetapi tidak pernah kenyang.
Kecemasan FOMO (Fear of Missing Out):
Ketakutan ketinggalan momen atau “sesuatu yang lebih baik” di tempat lain dapat membuat seseorang merasa tidak puas dengan situasi mereka saat ini.
Terkadang, ketidakpuasan berasal dari tidak menerima nikmat yang telah diberikan, yang bisa berujung pada rasa iri atau dengki terhadap orang lain.
Keinginan yang tak pernah terpuaskan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi.
Fokus yang berlebihan pada dunia dapat membuat seseorang terlena dan lupa akan kehidupan akhirat yang lebih kekal.
Kekayaan yang diraih secara tidak benar dan keserakahan dapat menyebabkan hilangnya nikmat dari Allah.
Cara mengatasi ketidakpuasan duniawi adalah menerima dan merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah adalah solusi untuk jiwa yang tidak pernah puas.
Menganggap dunia sebagai sesuatu yang remeh dan memiliki kecintaan yang minim terhadapnya adalah salah satu cara untuk mendapatkan cinta Allah dan manusia.
Fokus pada tujuan hidup yang lebih luas dan tidak hanya mengejar materi akan membantu mengatasi perasaan kosong.
Menghargai dan mensyukuri apa yang dimiliki dapat menumbuhkan rasa cukup dan kepuasan. (*)
