Tiga Level dalam Bermazhab

Tiga Level dalam Bermazhab
*) Oleh : Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
www.majelistabligh.id -

1) Bermazhab itu tidak sebatas ikut qaulnya imam suatu mazhab dengan taklid. Itu level bermazhabnya orang awam saja. Kepada mereka juga dipahamkan adanya celah intiqal mazhab/pindah mazhab.  Tentunya saat qaul mazhab dirasa memberatkan. Apa hal ini boleh?? Tentunya ya boleh-boleh saja. Karena yang diikuti tetap qaulnya ulama mujtahid juga dan Agama ini datang tidak untuk memberatkan ummatnya. Maka ia pilih yang tidak memberatkan walau dari qaul mazhab lain.

2) Bermazhabnya para santri adalah mengikuti imam mazhab dengan memahami pendalilannya. Ini level yang sedang-sedang saja. Tetapi sudah lumayan daripada yang pertama. Level ini juga mengenal istilah intiqal mazhab di saat qaul dalam mazhabnya dirasa kurang tepat. Jadi pindah mazhabnya juga dengan memahami dalil antar mazhab.

3) Bermazhabnya para ulama beda lagi. Mereka memakai Ushul Fikih mazhab tersebut untuk menggali suatu rumusan hukum yang boleh jadi hasilnya berbeda dengan qaul Imam Mazhab tersebut. Qaulnya beda akan tetapi proses penggaliannya tetap menggunakan Garis Garis Besar Haluan Mazhab. Makanya bermazhab itu tidak selalu taklid. Bisa saja hasil ijtihadnya berbeda. Dan itu tidak masalah. Bahkan walaupun perbedaan itu muncul dari imam mazhab itu sendiri. Saat di Bashrah fatwanya A. Dan saat di Mesir fatwanya B. Itu bukan masalah. Kaidahnya berbunyi: لا ينكر تغير الاحكام بتغير الزمان والمكان.

Karena itu di Tubuh Salafi sendiri juga suatu fatwa juga berubah-ubah. Bahkan kadang juga saling berbenturan. Semua tetap pede mengaku salafi.

والله اعلم بالصواب
.كتبه الفقير سوفانجي كاريو اوتومو

Tinggalkan Balasan

Search