Ujian Paling Berbahaya Bagi Muslim

Ujian Paling Berbahaya Bagi Muslim
*) Oleh : M. Mahmud
Ketua PRM Kandangsemangkon Paciran Lamongan Jawa Timur
www.majelistabligh.id -

Dalam perspektif Islam, ujian hidup bukan hanya berupa kesulitan, tetapi juga kesenangan yang bisa membuat manusia lupa kepada Allah. Tahukah kita apa ujian paling berbahaya bagi manusia.

Berikut adalah beberapa bentuk ujian yang dianggap paling berat dan berbahaya: 1. Ketika kita jarang salat, 2. Tak pernah lagi menyentuh/membaca Al-Qur’an, dan 3. Jauh dari Allah SWT. Tapi hidup kita baik baik saja

I. Ujian Ketika Kita Jarang Salat
Ujian ketika kita jarang salat adalah ujian yang sangat halus namun berbahaya, karena menyentuh inti hubungan kita dengan Allah: kesadaran, ketaatan, dan cinta kepada-Nya. Ini bukan sekadar soal rutinitas yang ditinggalkan, tapi tentang retaknya koneksi spiritual yang menjadi sumber kekuatan, petunjuk, dan penjagaan diri.

Mengapa Ini Ujian yang Berbahaya?
1. Hati Menjadi Keras dan Lalai
* Salat adalah “dzikrullah” (pengingat kepada Allah). Ketika jarang salat, hati perlahan kehilangan sensitivitas terhadap dosa dan kebenaran.
• Allah berfirman dalam Al-Qura’an surah Al-‘Ankabut: 45
اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ
Artinya: Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.

2. Terbuka Pintu-Pintu Syahwat dan Tipu Daya Dunia
* Tanpa salat, benteng diri melemah. Godaan dunia, hawa nafsu, dan bisikan setan lebih mudah masuk tanpa perlawanan.

3. Hilangnya Kompas Hidup
* Salat adalah penanda arah hidup seorang mukmin. Ketika ia jarang salat, ia kehilangan orientasi: mana yang benar, mana yang salah, mana yang utama, mana yang sia-sia.

4. Terancamnya Identitas Keimanan
– Nabi ﷺ bersabda: “Perjanjian antara kami dan mereka (orang munafik) adalah salat. Barang siapa meninggalkannya, maka ia telah kafir.” (HR. Tirmidzi, hasan shahih).
– Ini menunjukkan bahwa meninggalkan sholat bukan sekadar dosa, tapi indikator krisis iman.

5. Terputusnya Pertolongan Allah
• Allah Berfirman dam QS. Al-Baqoroh: 45
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
Artinya: Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,

• Ketika jarang salat, kita seperti menolak bantuan dari Allah dalam menghadapi hidup.

Bagaimana Menghadapinya?
* Sadari bahwa jarang sholat adalah ujian, bukan takdir. Ini adalah panggilan untuk kembali, bukan alasan untuk menyerah.
* Mulai dari satu sholat yang dijaga. Misalnya, komitmen untuk tidak meninggalkan Subuh atau Maghrib.
* Bangun suasana hati yang rindu kepada Allah. Dengarkan murottal, hadiri majelis ilmu, atau renungkan makna sholat.
* Libatkan komunitas atau keluarga. Sholat berjamaah bisa menjadi penguat dan pengingat.
* Berdoa agar Allah menanamkan cinta kepada sholat. Karena hanya dengan cinta, kita akan ringan melakukannya.

II. Ujian Tak Pernah lagi Menyentuh / Membaca Al-Qur’an
Ujian ketika kita tak lagi menyentuh atau membaca Al-Qur’an adalah ujian keterputusan dari sumber cahaya, petunjuk, dan ketenangan jiwa. Ini bukan sekadar kelalaian, tapi bisa menjadi tanda bahwa hati sedang sakit atau sibuk dengan dunia hingga lupa pada akhirat.

Mengapa Ini Termasuk Ujian yang Sangat Berbahaya?
1. Terputus dari Wahyu dan Petunjuk Hidup
* Al-Qur’an adalah manual kehidupan. Ketika kita tak lagi membacanya, kita berjalan tanpa kompas di tengah badai dunia.
* Allah berfirman: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus” (QS. Al-Isra: 9).

2. Hati Menjadi Gelap dan Goyah
* Al-Qur’an adalah cahaya. Tanpa membacanya, hati menjadi gelap, mudah goyah, dan rentan terhadap bisikan syaitan.

3. Hilangnya Ketenangan Jiwa
* Banyak orang merasa gelisah, cemas, dan hampa karena tidak lagi berinteraksi dengan kalamullah.
• Firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d: 28
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
Artinya: (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.

4. Terabaikannya Amanah sebagai Umat Nabi Muhammad ﷺ
* Rasulullah ﷺ bersabda: “Al-Qur’an akan menjadi hujjah (pembela) atau penuntut atasmu.” (HR. Muslim).
* Ketika kita tidak membacanya, kita kehilangan pembela di hari kiamat.

5. Tanda Hati yang Sedang Sakit
* Imam Ibn Qayyim menyebut bahwa jauhnya seseorang dari Al-Qur’an adalah tanda bahwa hati sedang sakit atau mati.

Cara Menghadapi dan Menyembuhkan Ujian Ini
* Mulai dengan satu ayat sehari. Jangan menunggu waktu luang atau suasana hati yang ideal. Mulailah dari yang kecil tapi konsisten.
* Buat momen khusus bersama Al-Qur’an. Seperti “waktu tahajud”, “waktu dhuha”, atau “sebelum tidur”.
* Gabungkan dengan tadabbur. Baca terjemah dan renungkan maknanya agar hati terhubung.
* Libatkan keluarga atau komunitas. Buat kebiasaan membaca bersama, atau ikut halaqah Al-Qur’an.
* Berdoa agar Allah menanamkan cinta kepada Al-Qur’an. Karena cinta akan melahirkan kerinduan dan kedekatan.

III. Ujian Jauh dari Allah SWT.
Ujian paling berbahaya adalah ketika hati kita jauh dari Allah SWT., karena ini bukan hanya soal kehilangan arah, tapi juga kehilangan makna hidup, ketenangan jiwa, dan penjagaan ilahi.

Mengapa Ujian Jauh dari Allah Sangat Berbahaya?
1. Terputus dari Sumber Cahaya dan Petunjuk
* Allah adalah An-Nur (Cahaya). Ketika kita jauh dari-Nya, hidup menjadi gelap, penuh kebingungan, dan mudah tersesat.
* Dalam QS. Al-Baqarah: 2, Al-Qur’an disebut sebagai petunjuk bagi orang bertakwa. Tanpa kedekatan dengan Allah, kita kehilangan akses ke petunjuk ini.

2. Hati Menjadi Mati atau Sakit
* Ulama menyebut bahwa hati yang jauh dari Allah adalah hati yang sakit. Ia tidak lagi peka terhadap kebaikan, dosa, atau panggilan ilahi.
* Ibn Qayyim berkata: “Tidak ada yang lebih merusak hati daripada berpaling dari Allah.”

3. Hilangnya Ketenangan dan Perlindungan
* Allah berfirman: (QS. Thaha: 124).
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى
Artinya: Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit. Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.”

* Jauh dari Allah berarti hidup dalam kegelisahan, walau tampak sukses secara duniawi.

4. Terbuka Pintu-Pintu Maksiat dan Tipu Daya Dunia
* Ketika tidak merasa diawasi Allah, manusia mudah tergoda oleh dunia, syahwat, dan kebatilan.
* Ini adalah ujian yang sangat halus, karena sering dibungkus dengan kenikmatan dan kebebasan.

5. Terancamnya Keselamatan Akhirat
– Rasulullah ﷺ bersabda: “Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi melihat hati dan amal kalian.”
– Jauh dari Allah berarti kehilangan peluang untuk mendapatkan ridha dan ampunan-Nya.

Tanda-Tanda Hati Sedang Jauh dari Allah
* Jarang sholat atau merasa berat melakukannya.
* Tidak lagi membaca atau merindukan Al-Qur’an.
* Merasa hampa, gelisah, dan tidak tahu arah hidup.
* Mudah marah, iri, atau putus asa.
* Tidak merasa bersalah saat berbuat dosa.

Jalan Kembali Menuju Allah
* Taubat dan istighfar: Kembali dengan hati yang menyesal dan lisan yang memohon ampun.
* Sholat sebagai titik balik: Jadikan sholat sebagai momen perjumpaan, bukan sekadar kewajiban.
* Dzikir dan tadabbur: Isi hati dengan mengingat Allah dan merenungi ayat-ayat-Nya.
* Bersahabat dengan orang-orang sholeh: Lingkungan yang baik akan menguatkan iman.
* Berdoa agar Allah membukakan pintu hidayah: Karena hanya Allah yang bisa membalikkan hati. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Search