Coba kita simak pernyataan di bawah ini:
Maryam tidak memiliki pasangan
Aisyah tidak memiliki keturunan
Khadijah mendapatkan jodoh terbaiknya di umur 40 tahun
Fatimah diuji kesempitan ekonomi
Asiyah memiliki suami bengis bernama Fir’aun
Ternyata wanita-wanita terbaik sepanjang masa, pemimpin wanita di surga nanti, adalah wanita dengan takdir yang nampaknya tidak sempurna di mata manusia. (ig)
Barisan kalimat di atas menegaskan kembali bahwa pandangan manusia tidak sepenuhnya menjadi acuan bahwa seseorang wanita sempurna atau tidak sempurna. Bisa jadi sosok wanita yang dipandang sempurna, ternyata dia memiliki sifat-sifat yang kurang baik. Sebaliknya, wanita yang kita pandang tidak sempurna dalam hidupnya, justru mereka lah para pemimpin di surga nanti.
Manusia menilai kesempurnaan wanita hanya pada perspektif yang sangat dangkal, seperti: apakah dia punya anak? Apakah dia bisa masak? Apakah dia sudah menikah? Apakah suami dia orang kaya? Lulusan apa dia? Dan banyak lagi pertanyaan dangkal yang tidak bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai kesempurnaan wanita.
Kecemburuan Wanita
Seorang muslimah yang bertakwa akan menjaga lisannya dari membicarakan hal-hal yang diharamkan akibat kecemburuan yang disebabkan oleh prasangka. Ia juga tidak akan melepaskan perasaan cemburunya secara liar karena Allah SWT telah memberikan batasan tentang kecemburuan, Firman Allah SWT dalam QS. Al-A’raf: 201, yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah. Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.”
Perasaan cemburu bukanlah sesuatu yang harus dilepaskan, akan tetapi harus dikelola berdasarkan kaidah-kaidah syari’at. Sejumlah wanita berusaha menyembunyikan kecemburuannya yang sebenarnya hal itu bertentangan dengan watak mereka. Akan tetapi hal ini sah-sah saja selama tidak menyusahkan dirinya sendiri dan tidak sampai memadamkannya api cemburu dalam hatinya.
Apabila seorang wanita sengaja menyucikan jiwanya dengan mengendalikan api cemburu yang ada dalam hatinya, maka ia akan mendapatkan pahala. Allah berfirman dalam QS An-Nisa’:32, yang artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang ALLAH karuniakan kepada sebagian kamu lebih banyak daripada sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada ALLAH sebagian dari karunia-NYA. Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Seakan sudah menjadi kodratnya, cemburu adalah bagian dari perasaan wanita. Seperti yang dituliskan sebagai berikut :
Ibu Siti Hawa cemburu karena Nabi Adam pulang larut malam. Padahal dia tahu bahwa hanya dia wanita satu-satunya di muka bumi.
Zulaikha cemburu pada tanah, karena setiap Nabi Yusuf bertemu dengannya, sang nabi selalu menunduk ke tanah.
Siti Aisyah cemburu karena Rasulullah selalu menyebut nama Siti Khadijah, Padahal Siti Khadijah telah wafat sebelum Siti Aisyah menikah dengan Rasulullah.
Karena itu, lelaki tidak perlu mendebat wanita yang sedang marah dan cemburu, karena pada saat berdebat itu, wanita cenderung menggunakan hati dan perasaannya, bukan akalnya. (*)
