Berdakwah Meskipun dengan Satu Ayat
foto: ist

بلغوا عني ولو آية وحدثوا عن بنى أسرائيل ولا حرج ومن كذب علي متعمدا فاليتبوأ مقعده من النار

“Sampaikanlah dariku meskipun hanya satu ayat, dan ceritakanlah dari Bani Israil dan itu tidak apa-apa, dan barang siapa yang berdusta atas namaku maka bersiap siaplah menempati tempatnya di neraka.” (HR. Bukhari)

Hadis tersebut memotivasi kita untuk selalu berdakwah menyampaikan ilmu meskipun sedikit, meskipun itu hanya satu ayat.

Jika Anda ingin menyampaikan satu ayat, maka ketahuilah dulu tafsir atau maksudnya dengan merujuk kepada penafsiran para ulama.

Jika Anda ingin menyampaikan hadis, maka ketahuilah penjelasannya terlebih dahulu dengan kembali kepada penjelasan-penjelasan para ulama.

Imam Bukhari menulis satu bab khusus dalam kitab sahihnya Bab Berilmu Sebelum Berkata dan Beramal. Di mana artinya, sebelum kita berkata dan menyampaikan, maka ketahuilah terlebih dahulu apa yang hendak kita sampaikan.

Sampaikan apa yang Anda tahu, dan cari tahu apa yang belum Anda tahu. Jika Anda ditanya tentang satu perkara yang belum Anda ketahui, maka katakanlah “Allahu A’lam.”

Ibnu Sirin berkata: ​“Orang meninggal dunia dalam keadaan bodoh, itu lebih baik daripada ia menyampaikan apa yang ia tidak tahu.” (Al-Adab As-Syar’iyyah karya Ibnu Muflih)

Dakwah adalah perbuatan ahsanul a’mal (amal yang terbaik) Allah berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (menyeru) kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushilat, 41: 33).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, yaitu dirinya sendiri mengerjakan apa yang dikatakannya dengan penuh konsekuen sehingga bermanfaat bagi dirinya, juga bagi orang lain yang mengikuti jejaknya.

Dan dia bukan termasuk orang-orang yang memerintahkan kepada kebajikan, sedangkan mereka sendiri tidak mengerjakannya.

Bukan pula termasuk orang-orang yang mencegah perkara yang mungkar, sedangkan mereka sendiri mengerjakannya.

Bahkan dia menganjurkan kepada kebaikan dan meninggalkan keburukan, dan menyeru manusia untuk kembali ke jalan Khalik.

Ayat ini mengandung makna yang umum mencakup setiap orang yang menyeru manusia kepada kebaikan, sedangkan dia sendiri mengerjakannya dengan penuh konsekuen, dan orang yang paling utama dalam hal ini adalah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini