Konsep Structure of Existence dari Masa ke Masa dalam Pandangan Kiai Saad
Saad Ibrahim. foto: ist
UM Surabaya

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr M Saad Ibrahim menguraikan konsep structure of existence dalam Pengajian Ramadan 1445H Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis (14/3/2024).

“Konsep ini merupakan gagasan filosofis dan metafisik yang menyoal hakikat fundamental realitas dan wujud. Hal ini melibatkan penelusuran tentang apa yang ada, bagaimana hal-hal muncul, serta prinsip-prinsip dasar yang mengatur keberadaan itu sendiri,” katanya.

Menurut Kiai Saad, begitu panggilan karibnya, konsep structure of existence pada masa Yunani Kuno menempatkan alam sebagai wujud paling atas.

Hal ini dapat dilihat dari argumen Thales yang menyatakan bahwa asal usul manusia adalah air.

Meskipun pandangan ini banyak disangsikan, namun menunjukkan bahwa alam dianggap sebagai sesuatu yang tinggi, dengan dewa-dewa berada di bawahnya, dan manusia serta karya manusia berada di tingkat paling rendah.

Namun, Kiai Saad juga menyebut bahwa Islam mengkritik konsep structure of existence Yunani Kuno ini.

Dalam tradisi intelektual Islam, Allah ditempatkan di puncak hierarki. Hal ini tercermin dalam kisah Nabi Muhammad SAW yang menerima wahyu pertama yang menegaskan, “Bacalah atas nama Tuhanmu yang telah menciptakan.” Dalam pandangan ini, di bawah Tuhan, manusia dan alam semesta berada.

Kiai Saad lalu menjelaskan bahwa dalam pandangan Islam, manusia berperan sebagai penghubung antara lingkungan dan Tuhan-Nya.

“Karenanya dalam Alquran disebutkan bahwa manusia merupakan wakil Tuhan di bumi atau Khalifah. Konsep ini menjadi pondasi dari era keemasan Islam,” tutur dia.

Pada Abad Pertengahan, terang dia, ketika Perang Salib merebak, Kristen Eropa sedikit banyak mengadopsi pengetahuan dan kearifan Islam. Meskipun demikian, structure of existence yang dipegang tetap sama: Tuhan di puncak, diikuti oleh manusia, dan alam semesta.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini