Nabi Ibrahim berjuang dengan gigih menunaikan amanah untuk menegakkan tauhid. Ketika diancam dan dieksekusi dengan pembakaran, Allah menyelamatkan jasadnya dari sentuhan api.
Apa yang dilakukan oleh Nabi Musa juga demikian. Beliau melaksanakan amanah untuk menasihati Fir’aun agar kembali ke jalan yang benar.
Allah pun menyelamatkannya dari kejaran Fir’aun. Allah melindungi Nabi Musa yang membersamai kaumnya dalam menghadapi penindasan Fir’aun. Allah pun menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya.
Perintah untuk menegakkan ajaran itu juga ditujukan kepada para Ahli Kitab. Allah memerintahkan kepada rasul-Nya agar mengajak mereka untuk menjalankan agama mereka.
Alih-alih tergerak untuk berupaya menegakkan agama, mereka justru merencanakan kedurhakaan.
Mereka pun ingkar terhadap amanah yang disampaikan melalui rasulnya. Kedurhakaan dan keingkaran itu diabadikan Alquran sebagaimana firman-Nya:
قُلْ يٰۤـاَهْلَ الْـكِتٰبِ لَسْتُمْ عَلٰى شَيْءٍ حَتّٰى تُقِيْمُوا التَّوْرٰٮةَ وَا لْاِ نْجِيْلَ وَمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ ۗ وَلَيَزِيْدَنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ مَّاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ طُغْيَا نًا وَّكُفْرًا ۚ فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan (Alquran) yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.” Dan apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu pasti akan membuat banyak di antara mereka lebih durhaka dan lebih ingkar, maka janganlah engkau berputus asa terhadap orang-orang kafir itu.” (QS. Al-Ma’idah : 68)
Utusan Allah sangat gigih dalam menyampaikan perintah Allah. Namun Allah tidak lupa memberi sugesti pada utusan-Nya untuk tidak putus asa ketika respon kaumnya melawan. Tugas rasul hanyalah menyampaikan seruan agung dari Tuhannya.