2. Hati-hati dalam bersikap dan bertindak
Selama beribadah di bulan Ramadan, kita cenderung berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Hal itu karena kita tidak ingin ibadah Ramadan kita menjadi sia-sia dengan sebab kekeliruan yang kita lakukan.
Secara harfiah, Ramadan juga berarti mengasah, yakni mengasah ketajaman hati agar dengan mudah bisa membelah atau membedakan antara yang haq dengan yang batil.
Ketajaman hati itulah yang akan membuat seseorang menjadi sangat berhati-hati dalam bersikap dan bertingkah laku.
Sikap seperti ini merupakan sikap yang sangat penting sehingga dalam hidupnya, seorang muslim tidak asal melakukan sesuatu, apalagi sekadar mendapat nikmat secara duniawi.
Kehati-hatian dalam hidup ini menjadi sangat penting mengingat apa pun yang kita lakukan akan dimintai pertanggung-jawaban di hadapan Allah SWT.
Oleh karena itu, apa yang hendak kita lakukan harus kita pahami secara baik dan kita pertimbangkan secara matang, sehingga tidak sekedar ikut-ikutan dalam melakukannya.
Ingat, Allah berfirman yang artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS 17:36).