*) Oleh: Dr. Nurbani Yusuf
Seketika Khalifah Umar ibnul Khattkhalifah umarab bangkit dari tempat duduknya. Khalifah Umar pergi ke Baitul Mal dan mengambil sekarung gandum.
Bahkan karung gandum itu beliau angkut sendiri di punggungnya. Diberikan lewat tangan sendiri tanpa bantuan dan perantara menteri atau sahabat lainnya. Para sahabat yang menawarkan diri untuk membantu pun langsung ditolaknya
***
Sesekali ibu ini sibuk mengaduk panci, sesekali pula ia membujuk anaknya untuk tidur:
“Diamlah wahai anakku. Tidurlah kamu barang sesaat, sambil menunggu bubur segera masak,” ujar sang ibu.
Anak ini dapat tidur sesaat mendengar perkataan ibunya, namun tak lama ia terbangun dan kembali menangis.
Kejadian ini berulang kali sampai akhirnya membuat Khalifah Umar penasaran dengan apa yang dikerjakan sang ibu.
Perlahan Khalifah Umar mendekat, tangannya mengetuk pelan di daun pintu sambil mengucapkan salam. Khalifah Umar tak ingin identitasnya diketahui, ia bertamu dalam keadaan menyamar.
Khalifah Umar lantas bersegera bertanya tentang apa yang sedang dimasak si ibu, dan apa penyebab si putra tak berhenti menangis
Dengan sedih, si ibu menceritakan keadaannya. Ia mengatakan bahwa anaknya menangis karena lapar yang sangat, sementara ia tak punya makanan apa pun di rumahnya. Ibu ini juga mengatakan bahwa yang sedang dimasak adalah sebongkah batu untuk menghibur sang anak seolah-olah ibunya sedang membuat makanan.
Ibu ini juga sempat mengumpat kekesalannya pada sang pemimpin masa itu. “Celakalah Amirul Mu’minin Umar ibnu Khattab yang membiarkan rakyatnya kelaparan.”