Ini seperti Anda menjamu seseorang di ruang tamu. Anda berkata kepadanya, “Minumlah teh.” Istilah minum di sini menggunakan bentuk perintah. Tapi itu dimaksudkan sebagai tawaran kesopanan agar orang tersebut minum teh jika dia mau.
Tentu saja jika dia tidak mau minum teh, dia akan minum kopi atau jus atau tidak minum sama sekali. Terserah padanya. Anda memintanya dengan sopan, meskipun Anda menggunakan bentuk perintah dalam bahasa tersebut.
Terkadang bentuk perintah digunakan, tetapi itu tidak dimaksudkan untuk diartikan secara literal. Dengan Al-Qur`an, kita tidak boleh selalu mengambil semuanya secara literal.
Itulah kunci untuk membuka makna Al-Qur`an karena terkadang bahasa Al-Qur`an harus dipahami sebagai ungkapan idiomatik yang tidak boleh diartikan menurut arti kata-kata kamus.
Ada kalanya Al-Qur`an dimaksudkan sebagai metafora atau perumpamaan. Kadang-kadang Al-Qur`an ingin mengekspresikan pesan sinis. Ini tidak mengatakan apa yang sebenarnya dimaksud.
Adakalanya kita mengatakan kebalikan dari apa yang kita maksudkan untuk membuat sesuatu supaya tersimpan kuat di benak orang.
Kita harus waspada terhadap semua penggunaan ini dalam Al-Qur`an dan tidak mengambil semuanya secara literal.
Jika tidak, kita bisa tersesat karena berpikir bahwa kita memahami Al-Qur`an, padahal kita salah memahaminya.
*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News