*) Oleh: Dr. Nurbani Yusuf
Ini uji kenegarawanan. Bukan pidato kemenangan di atas mimbar yang riuh dengan kembang api atau gemuruh suara pendukung .
Atau bendera dan yel-yel. Atau pesta para tim sukses dan suka cita para petaruh.
Atau doa-doa dan pujian penuh syukur karena gembira yang sangat, tentang Indonesia ke depan.
Atau sorban para pendukung yang terus melambai berkibar diiringi gema takbir usai perang yang di menangkan.
Bukan itu uji nyali kenegarawanan yang sesungguhnya, tapi pidato kekalahan dari para calon yang kalah. Calon yang lelah dan penat atau sesal yang sangat.
Dari sesal dan keluh para pendukung yang tertipu. Yang dicurangi. Yang Kecewa karena calon yang dijago keok. Atau petarung yang kehilangan pedang kebanggaan .
Mengaku kalah. Mengucap selamat dan sportif menerima keputusan tentang realitas yang tidak di suka itulah negarawan besar. Kembali menyatu dalam kesatuan setelah sebelumnya bertarung merebut hati rakyat.
***
“Kampanye kita bukan mengenai seseorang atau sebuah pemilu. Tetapi, ini mengenai negara yang kita cintai dan akan membangun sebuah Amerika yang penuh harapan, berhati besar dan inklusif”
“Tadi malam, saya telah mengucapkan selamat kepada Donald Trump dan menawarkan diri untuk bekerja bersama atas nama negara kita,” ujar Hilary Clinton yang terlihat berupaya menahan air matanya dalam pernyataan publik pertama usai dikalahkan Trump.
“Saya berharap dia bisa menjadi Presiden yang sukses bagi seluruh warga Amerika,” katanya lagi.
“Saya minta maaf karena tidak memenangkan pemilu atas nilai-nilai yang kita bagi bersama.”
“Anda mewakili bagian terbaik dari Amerika dan menjadi kandidat Anda merupakah sebuah kehormatan terbesar dalam hidup saya. Saya tahu betapa kecewanya Anda, karena saya merasakannya juga.”
“Kita harus menerima hasil ini. Donald Trump akan menjadi presiden kita. Kita memberikannya sebuah pemikiran yang terbuka dan sebuah kesempatan untuk memimpin,” ujar mantan Menlu AS tersebut.
***
Sementara, di tempat berbeda, Presiden Barack Obama berjanji akan membuat peralihan yang mulus dari kepemimpinannya ke Trump.
Dalam pidatonya di Rose Garden, Gedung Putih, Obama menyerukan agar warga Amerika tetap bersatu pasca melalui pemilu.
“Kita akan selalu mendahulukan warga Amerika dan mengedepankan sikap patriotis. Kita semua menginginkan apa yang terbaik untuk negara ini,” kata Obama.
Dan maaf, saatnya nanti kita akan mendengar pidato kekalahan dari para kandidat yang dengan sportif mengedepankan kearifan dan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok agama, partai atau komunitas.
Mengakui kekalahan dan mengajak kepada seluruh rakyat pendukungnya untuk membantu bekerja keras bersama kepada Presiden terpilih. Demi Indonesia demi bangsa demi negara. Siapa pun Presidennya Indonesia Raya Negaraku. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News