Al-Qur’an menggambarkan kejahatan manusia dengan menghamburkan kekayaan dengan berbagai kesenangan hidup hingga akhirnya jatuh dalam kemaksiatan.
Mereka tidak menegakkan keadilan sehingga menyebar berbagai kejahatan sosial. Bahkan terjadinya praktek kemaksiatan, seperti perzinahan, perjudian, dan pesta miras sementara amar ma’ruf dan nahi munkar ditiadakan.
Al-Qur’an memaparkan bahwa berbagai kenikmatan hidup yang dirasakan manusia dihabiskan dengan hidup bersenang-senang, berbuat durhaka serta berlaku sombong.
Oleh karenanya, terjadilah kerusakan massif di tengah masyarakat. hal ini dijelaskan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَلَى النَّا رِ ۗ اَذْهَبْتُمْ طَيِّبٰـتِكُمْ فِيْ حَيَا تِكُمُ الدُّنْيَا وَا سْتَمْتَعْتُمْ بِهَا ۚ فَا لْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَا بَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْـتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ فِى الْاَ رْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُوْن
“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (seraya dikatakan kepada mereka), “Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik untuk kehidupan duniamu, dan kamu telah bersenang-senang (menikmati)nya; maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan, karena kamu sombong di bumi tanpa mengindahkan kebenaran, dan karena kamu berbuat durhaka (tidak taat kepada Allah).” (QS. Al-Ahqaf : 20)
Abai Petunjuk
Al-Qur’an menggambarkan bahwa akar muncul kejahatan karena lalai terhadap kenikmatan hidup serta abai terhadap peringatan Allah dengan ayat-ayat-Nya.
Ketika nabi dan rasul menjelaskan aturan-aturan dan norma kehidupan agar tegak keadilan, maka manusia justru mengabaikan dan berperilaku sombong.
Bahkan mereka melakukan kedurhakaan kolektif dengan menuduh sang utusan Allah sebagai pendongeng dan penyebar kedustaan. Hal ini dinarasikan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُ اِلَيْكَ ۚ وَجَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْۤ اٰذَا نِهِمْ وَقْرًا ۗ وَاِ نْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَا ۗ حَتّٰۤى اِذَا جَآءُوْكَ يُجَا دِلُوْنَكَ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اِنْ هٰذَاۤ اِلَّاۤ اَسَا طِيْرُ الْاَ وَّلِيْنَ
“Dan di antara mereka ada yang mendengarkan bacaanmu (Muhammad), dan Kami telah menjadikan hati mereka tertutup (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan telinganya tersumbat. Dan kalaupun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “Ini (Al-Qur’an) tidak lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.” (QS. Al-An’am : 25)