Karena sering menolak perintah-Nya, membuat hatinya tertutup dan telinganya tersumbat. Dua inilah yang melahirkan berbagai kedurhakaan dan kemaksiatan tersebar.
Oleh karenanya, ketika di hadapan neraka Al-Qur’an menggambarkan ketakutan sekaligus penyesalan mendalam.
Bahkan mereka ingin kembali dihidupkan ke dunia untuk menebus dosa dengan berbuat kebaikan. Hal ini dipaparkan Al-Qur’an sebagaimana dfirman-Nya :
وَلَوْ تَرٰۤى اِذْ وُقِفُوْا عَلَى النَّا رِ فَقَا لُوْا يٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰ يٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
“Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan (ke dunia) tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am : 27)
Al-Qur’an menggambarkan kejujuran orang-orang yang akan dijebloskan ke dalam neraka bahwa mereka telah mendustakan kabar dari nabi dan rasul yang menyampaikan perintah Allah.
Mereka pun menyesal dan ingin menebus dosa itu dengan meminta dihidupkan kembali ke dunia untuk berbuat baik. Mereka berjanji tidak akan mendustakan perintah rasul serta setia di atas jalan kebenaran. (*)
Surabaya, 1 Mei 2024
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News