Hajriyanto Y Thohari Ajak Warga Muhammadiyah Fokus Berfikir Berkemajuan
Duta Besar RI di Lebanon Hajriyanto Y Thohari di acara halalbihalal PWM Jawa Timur.
UM Surabaya

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menggelar halalbihalal dengan menghadirkan pembicara Duta Besar RI di Lebanon Hajriyanto Y Thohari, Sabtu (4/5/2024). Hajriyanto yang menyampaikan materi tentang Anthroplogi Halalbihalal mengajak hadirin untuk bermuhammadiyah yang menggembirakan dan mudah memberi maaf.

“Orang Muhammadiyah itu sulit memberi maaf, jadi harus minta lebih dulu, padahal perintah Al Qur’an itu jelas agar kita mudah memberi maaf,” ujarnya disambut gerr, ketawa hadirin.

Tampak hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua PWM Jawa Timur Dr dr Sukadiono dan jajaran pimpinan lainnya. Sedangkan hadirin adalah semua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiah se Jawa Timur. Mereka memadati Aula Mas Mansur Kantor PWM Jawa Timur Jalan Kertomenanggal Surabaya.

Lebih lanjut Hajriyanto menyinggung ungkapan halalbihalal yang di negara negara Arah malah tidak dikenalnya. Karena perintah Al Qur’an jelas agar kaum Muslim mudah untuk memberi maaf. Ia lantas menyampaikan auto kritik kapada warga Muhammadiyah yang terkesan sulit untuk memberi maaf dan mudah jatuh pada psikologis orang kalah.

“Masih di Bulan Syawal, pas rasanya kalau saya mengingatkan untuk mudah memberi maaf, dan kita beragama lebih rileks, tidak mudah baperan, tidak mudah cugetan. Bisa membedakan mana yang taktis, dan mana yang strategis,” ujar Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah (19931998) itu.

Hajriyanto lantas mengajak warga Muhammadiyah untuk serius, fokus pada pikiran pikiran strategis, ideologi berkemajuan menggarap sektor pendidikan dan Kesehatan. Ia lantas meyakinkan pada hadirin, apa yang dilakukan Muhammadiyah sekarang sudah on the track, mengejar ketertinggalan dengan cara berfikir berkemajuan.

Ia pun sangat mendukung konsep internasionalisasi Muhammadiyah. Membawa pikiran pikiran strategis berkemajuan untuk dibawa ke dunia internasional.

Dihubungkan dengan status dia sebagai Dubes RI di Lebanon, Hajriyanto bahkan berani menilai apa yang terjadi di negara negara khususnya Arab Syam (Palestina, Lebanon, Suriah, Yordania) sangat butuh berpikir berkemajuan. Apa yang terjadi di negara negara tersebut mirif dengan kondisi umat Islam di Indonesia tahun 70an. Yakni ketika sekolah sekolah unggul hanya dimilliki bukan orang Islam.

“Kalau Lebanon sampai 10 tahun terakhir, universitas unggul yang didirikan oleh Amerika, American University of Beirut  (AUB), yang banyak menghasilkan lulusan dengan profesi modern seperti banker, arsitek, lawyer yang sekarang tersebar di negara negara negara Arab,” jelas penyandang gelar Doktor dalam Ilmu Antropologi Universitas Indonesia itu.

Oleh karenanya Hajriyanto merasa bangga dengan yang dilakukan Muhammadiyah dengan cara berpikir berkemajuan. Berkat strategi itu, kini Muhammadiyah sudah memiliki 184 PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah) dan ratusan institusi kesehatan.

Berikutnya tinggal memasang target dari bawah, bagaimana caranya satu wilayah memiliki satu SMP dan SMA yang masuk 100 sekolah unggulan di Indonesia.

Ia pun mengingatkkan agar warga Muhammdiyah tidak terpengaruh dengan jumlah yang pada survei teranyar, orang yang mengaku warga Muhammadiyah hanya 5,4 persen, dari sebelumnya 7,4 persen.

“Jumlah memang penting, namun bukan segala galanya. Kecil tidak apa apa yang penting militan, inovatif dan percaya diri. Saya mengingatkan untuk terus membangun rasa percaya diri sebagai warga Muhammadiyah,” ujarnya. (sw)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini