Empat Hal yang Mesti Kita Jauhi
foto: tarteel.ai

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Sebagai muslim, dalam keseharian kita diminta taat atas perintah Allah Ta’ala dan mengikuti sunah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

Untuk itu, ada empat hal yang mesti kita jauhi, yaitu:

1). Syirik kepada Allah yaitu menduakan Allah

“Akan Kami masukkan rasa takut ke dalam kalbu orang-orang kafir, karena mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu dan tempat kembali mereka ialah Neraka dan (itulah) seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang- orang zalim.” (QS. Ali ‘Imran : 151)

2). Berpaling dari kebenaran yang datang dari Allah.

“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya wahai kaumku mengapa kamu menyakitiku padahal kamu sungguh mengetahui bahwa sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran) maka Allah memalingkan kalbu mereka dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS. Ash-Shaff: 5)

“Dan apabila diturunkan suatu surah, satu sama lain diantara mereka saling berpandangan (sambil berkata) Adakah seseorang (dari kaum Muslimin) yang melihat kamu setelah itu mereka pun pergi, Allah memalingkan Qalbu mereka disebabkan mereka adalah kaum yang tidak memahami.” (QS. At-Taubah : 127)

3). Kedengkian kepada kaum Mukminin

“Dan orang orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa … Yaa Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah engkau tanamkan kedengkian dalam kalbu kami terhadap orang-orang yang beriman … Yaa Tuhan kami … sungguh Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr : 10)

4). Berbuat dosa, apakah meninggalkan perintah Allah atau mengerjakan larangan-Nya

“Sekali-kali tidak bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi kalbu mereka”,
(QS. Al-Muthaffifin,14)

“Setiap dosa akan berimplikasi kepada titik hitam ke dalam kalbu. Semakin banyak dosa semakin gelap qalbunya.” (HR. At-Turmudzi)

Banyak orang yang keliru karena menganggap kebahagiaannya ada pada “harta, rumah mewah, perhiasan dan seterusnya”.

Semua itu di luar dirinya. Padahal, kebahagiaan itu ada di kalbunya, mari kita jaga keutuhan kalbu kita karena di situlah sentra ketenangan dan kebahagiaan kita.

Insya Allah bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini