Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News
foto: pixabay

*) Oleh: Sigit Subiantoro,
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri

Pernahkah kita melihat atau mengenal seseorang yang tetap sabar dan tenang saat mendapatkan musibah?

Dan, sama tenangnya saat mendapatkan keberuntungan?

Tetap terkendali dan sabar saat difitnah, diejek, dan dicaci, sebaliknya juga bersikap kalem saat disanjung?

Tetap santun dan rendah hati saat mendapatkan kekuasaan atau menjadi pimpinan, dan juga menjadi bawahan.

Bersikap biasa saja ketika makan di restoran mewah dan tidak menolak makan di warung sederhana di pinggir jalan.

Tidak bangga saat naik mobil mewah dan tidak minder saat naik angkot atau bus umum.

Tidak rakus dan tidak menimbun saat diberi kesempatan kaya, dan tidak mengeluh saat jatuh miskin.

Menggunakan sandang-papan dan peralatan untuk dimanfaatkan fungsinya, bukan untuk dipamerkan mereknya.

Mata mereka sudah tidak silau, dan tidak tergoda dengan indahnya bungkus atau pernak-pernik aksesoris.

Mereka lebih memilih arti hidup

Memilih teman tanpa membedakan status sosial, gelar, atau posisi.

Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang sudah “sudah selesai dengan dirinya sendiri “.

Kakinya menapak bumi dan menjalani realitas, tetapi jiwanya sudah berada di langit.

Ego atau keakuannya sudah ditaklukkannya. Buat mereka, kehidupan di atas bumi yang mereka jalani hanyalah sekadar peran-peran fana dari Sang Khalik yang Maha Agung.

Carilah mereka!
Dan jadikan mereka sahabat sejati.
Bila tak kau temukan, maka jadilah mereka.

Allahulmusta’an, barakallahu fiikum. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini