Nabi Ibrahim juga melalui pengorbanan yang tak terbayangkan ketika menghadapi sang raja dan rakyatnya yang mempraktikkan penyembahan berhala. Ia harus menghadapi eksekusi mati dengan cara dibakar hidup-hidup.

Ujian tidak berhenti cukup disitu saja, dimasa Nabi Ibrahim menjadi kepala keluarga. Walaupun sudah membina bahtera rumah tangga sekian lama, namun ada sebuah kegundahan yang dirasakannya. Yakni Allah belum menganugerahkan seorang putra. Dengan umur yang tidak lagi bisa dibilang muda dan rambut yang sudah mulai memutih, Nabi Ibrahim tetap sabar dan rida dalam mengahdapi coban tersebut.

Tentunya dengan senantiasa berdoa kepada Allah. Sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an:

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shalih” (Q.S. Ash-Shaffat: 100).

Akhirnya Allah mengabulkan permintaan Nabi Ibrahim dengan dikaruniai seorang anak laki-laki yang kemudian Ia beri nama Nabi Ismail. Akan tetapi, ketika Nabi Ismail mencapai umur 10 tahun Nabi Ibrahim menerima perintah untuk mengorbankan putra kandung-Nya agar disembelih. Sebagai bentuk ujian ketaatan dan pembuktian keimanaan kepada Allah.

Nabi Yusuf sejak kecil sudah diuji dengan cobaan yang begitu berat. Kasih sayang Nabi Yaqub sebagai seorang ayah membuat iri saudara Nabi Yusuf lainnya. Siasat buruk pun dibuat untuk menyingkirkan Yusuf kecil.

Nabi Yusuf lalu dibuang ke dalam sumur oleh saudaranya. Kemudian saudaranya berkata kepada Nabi Yaqub bahwa Yusuf kecil telah wafat diterkam hewan buas. Bukti pakaian dengan noda darah palsu diserahkan kepada sang ayah.

Tak hanya itu, cobaan Nabi Yusuf pun ternyata berlanjut. Setelah dibuang ke dalam sumur, ada pedagang yang melintas menemukannya dan menjual Yusuf kecil sebagai budak. Yusuf kecil lalu dibeli dan dipelihara oleh keluarga bangsawan Mesir bernama Qithfir Al Aziz.

Hidup bersama di istana, Zulaikha istri al-Aziz mulai tertarik kepadanya karena akhlak dan ketampanannya. Ia merayu Nabi Yusuf untuk berselingkuh. Karena Nabi Yusuf menolak dan memilih pergi, Zulaikha pun menggoda dengan menarik bajunya dari belakang hingga robek.

Lalu Zulaikha mengadu kepada suaminya dan menyebut bahwa Yusuflah yang telah menggodanya. Fitnah kejam itu mengantarkan Nabi Yusuf di jebloskan kedalam penjara, dalam doa nya ia berucap:

قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ

“Yusuf berkata: Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku” (Q.S. Yusuf Ayat 33).

Nabi Zakariya dikisahkan sebagai seorang hamba yang sabar dan tabah dalam menghadapi ujian dari Allah. Ia dan istrinya tidak kunjung dikaruniai anak sampai usia lanjut. Namun, ujian ini tidak membuatnya kecewa atau murka kepada Allah. Terbukti dengan isi doa-Nya yang diabadikan dalam Q.S. Maryam ayat 4:

قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا

“Dia (Zakaria) berkata, Wahai Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku tidak pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku”.

Dalam kitab Riyad as-Salihin karya Imam an-Nawawi Bab Sabar halaman 27 no hadis 39 menuliskan dengan mengambil redaksi hadist dari Abu Hurairah dalam riwayatkan Bukhari yang berbunyi:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْراً يُصِبْ مِنْهُ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki akan memperoleh kebaikan, maka Allah akan memberikan musibah padanya.”

1 KOMENTAR

  1. Alhamdulillah dengan tulisan ini mengingatkan kita untuk lebih banyak bersyukur,bersabar dan selalu berprasangka baik kepada Allah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua… Aamiin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini