*) Oleh : Nanang Eko Nurcahyanto, S.Pd,
Dewan Majelis Tabligh PDM Kota Trenggalek
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَه. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Segala puji kepada Ilahi Rabbi, Allah Subhannahu wa Ta’ala. Dia selaku Zat yang Maha Agung lagi Maha Pengampun. Selawat beriring salam, semoga tersampaikan kepada junjungan umat, Nabi Muhammad saw.
Di mimbar yang mulia ini, khatib hendak berwasiat atas perintah menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, utamanya kepada diri khatib berikut kepada jamaah sekalian.
Dan tidak akan tegak perintah untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar tersebut, bila tidak terdapat takwa di dalamnya.
Sebab hanya dengan takwa, perintah untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar tersebut semata-mata ditegakkan demi menggapai rida-Nya.
Ma’ayiral Mu’minin Rahimakumullah
Semakin sempurna ilmu dan amalan seseorang maka dia akan semakin khawatir jikalau fitnah menimpa dirinya. Dan sebaliknya, semakin seseorang itu jauh dari ilmu maka dia semakin sombong dengan sedikit ilmu dan amalannya.
Kalau kita perhatikan, riwayat-riwayat yang datang dari sahabat Rasulullah saw, maka setiap kali ada peringatan yang datang dari Allah kepada mereka, sungguh mereka akan sangat khawatir.
Di antaranya, disebutkan dari Abdullah ibnu Rawahah menyebutkan: “Annahu kana fi baitiho ‘inda zaujihi fabaka”.
Beliau suatu hari berada di rumah istrinya dan kemudian dalam keadaan menangis. “Fa sa’alatshu mal ladzi abkaka“. Kemudian istri beliau bertanya,” Apa gerangan yang membuatmu menangis wahai suamiku ?“.
Fa qola, “Dzakaryu qoulahu Subhanahu Ta’ala“. Sesungguhnya aku kepikiran akan perkataan Allah SWT di dalam Al-Qur’an:
وَاِنْ مِّنْكُمْ اِلَّا وَارِدُهَاۚ كَانَ عَلٰى رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّاۚ ٧١
“Tidak ada seorang pun di antaramu yang tidak melewati (shirat di atas neraka). Dan hal itu bagi Tuhanmu adalah ketentuan yang sudah ditetapkan.